19.4.10
-Satpol PP,Media dan Neraka Jakarta- (jika JK bicara soal Tragedi Priuk)
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Senin, April 19, 2010
Ketua tim investigasi kasus Priuk,Muhammad Jusuf Kalla (JK), menilai, keberadaan Satpol PP masih diperlukan di negeri ini. Sebab, masih banyak warga masyarakat bersikap tidak tertib dan mengganggu ketertiban umum. “Perlu diperbaiki, tidak perlu dibubarkan. Ini sama saja ada aparat pajak bermasalah, lalu pajak dibubarin, ya nggak bisa begitu. Kalau tidak ada Satpol PP, nanti tidak ada yang menertibkan bangunan liar, PKL, akhirnya semua jadi semrawut,” kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini.
Perlu direformasi.
Meski merasa tidak perlu dilakukan pembubaran, JK yang juga mantan wakil presiden, meminta Satpol PP direposisi dan direformasi. Selain dari sisi psikologis dan pengetahuan, juga dalam tampilan luar seperti seragam dan cara penanganan. “Topi yang baret itu diganti saja dengan yang biasa. Sepatu laras, diganti saja dengan yang biasa. Polisi saja sekarang sudah pakai sepatu biasa saja,” paparnya. JK juga merasa heran kenapa dalam peristiwa bentrokan di Tanjung Priok pakem kehidupan yang damai menjadi terbolak- balik. Hal ini harus segera diakhiri agar ancaman terhadap keamanan bangsa dan negara tidak terus mengintai. “Masyarakat telah berubah luar biasa. Satpol PP yang tugasnya menetibkan, malah jadi tidak tertib.kalangan santri yang harusnya berjiwa tenang dan menyejukkan, malah mengamuk. Ada apa ini? Ini bahaya yang dihadapi bangsa ini,” tuturnya.
Peran aktif Media.
JK meminta media juga tidak ikut menjadikan suasana yang panas semakin panas dengan liputan-liputan tanpa sensor. “Untuk media juga perlu introspeksi diri. Jangan sampai siaran media justru menimbulkan konflik. Media harusnya menenteramkan malah jadi mengeraskan. Tapi saya tidak sebut provokator lho,” kata JK diikuti dengan tawa khasnya.
Miskomunikasi.
Mantan ketua umum Partai Golkar ini menilai kerusuhan di Tanjung Priok sebenarnya bisa dihindari jika dalam pelaksanaan kebijakan dilakukan komunikasi dengan baik. Sebab, antara berbagai pihak sebenarnya sudah terjadi kesepakatan. “Kenapa kerusuhan menjadi keras dan menjadi menyebabkan korban? Ketua PMI Pusat ini melihat adanya miskomunikasi dalam peristiwa tersebut, semua pihak setuju tidak akan menggusur makam, kenapa di masyarakat kok muncul pemahaman akan ada penggusuran makam, berarti ini ada miskomunikasi,” tegas JK.
Neraka Jakarta.
Namun bersyukur, lanjut JK, kerusuhan tersebut tidak berlanjut sampai ke beberapa tempat penyimpanan BBM di Tanjung Priok. “ Kalau sampai ke tabung penyimpanan BBM, Jakarta bisa jadi neraka,” paparnya.
Hal itu sempat membuat JK khawatir. Istilah “Neraka Jakarta” juga terlihat dari kabar bahwa amuk massa sudah sangat mengerikan. “Anda lihat, media menyiarkan anak-anak dipukuli, mayat diinjak- injak, ini kan di luar rasa kemanusiaan. Kalau sampai tidak berhenti, bisa jadi ‘ Neraka Jakarta’ itu,” kata JK di Ruang Serba Guna Gereja Kristen Jawa Nehemia, Jl. Raya Pasar Jumat, Minggu kemarin.
Neraka itu bisa tercipta karena konflik yang ada berubah menjadi anarkis. Pembakaran lebih dari 70 unit kendaraan berlangsung dari sore sampai menjelang dini hari. “Bayangkan kalau meledak dan terkena ke tanki bensin yang ada di pelabuhan. Di situ kan sebelah kanan lokasi ada 20 tanki bahan bakar yang isinya bensin semua, itu stasiun LPG juga ada, ada jutaan kiloliter bensin. Jadi tidak terbayangkan kalau sampai itu terjadi,” ujar JK mengungkapkan rasa kekhawatirannya. Sudah barang tentu kalau sampai hal itu terjadi, kebakaran akan terjadi berhari-hari. Selain itu, stok premium juga akan semakin minim yang bisa membuat masyarakat di Jakarta kelimpungan. “Itu kan jaraknya hanya beberapa meter, bayangkan kalau meledak,” ujarnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar