3.5.10
Defisit,Hutang menggelembung dan Gedung baru.> Sebuah ironi negeri
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Senin, Mei 03, 2010
Badan Anggaran DPR menyiapkan rencana membangun Gedung DPR baru. Dananya pun cukup besar hingga Rp1 ,8 triliun. DPR kurang memiliki sense of crisis?
Rencana penggelontoran dana hingga Rp1 ,8 triliun itu meluncur dari Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Harry Azhar Azis, kemarin.
Anggarannya, akan diusulkan secara bertahap, yang dimulai dari APBN Perubahan 2010 sebesar Rp250 miliar. "Bangunan itu membutuhkan dana sekitar Rp1 ,6 triliun. Sisanya (anggaran) digunakan untuk perlengkapan di dalam, seperti AC dan perkakas lain. Jadi, estimasi totalnya sekitar Rp1 ,8 triliun,” papar Harry Azhar Azis, kemarin.
Gedung baru ini untuk menggantikan Gedung Nusantara I di Kompleks MPR/DPR yang selama ini menjadi ruang para anggota dewan. Alasannya, gedung yang dibangun pada 1987 itu takut roboh. "Anggota DPR yang tahu setiap hari khawatir saja. Apalagi, kalau terjadi gempa," imbuhnya. Saat ini banyak anggota DPR yang tidak berani berkantor di gedung itu.
Hasil penelitian Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) 2008-2009 menyebutkan, kemiringan Gedung Nusantara I mencapai 7 derajat. Namun rencana itu menuai pro dan kontra.
Anggota Banggar dari FPPP, M Romahurmuzi mengungkapkan, pihaknya tidak setuju total anggaran mencapai Rp1 ,8 triliun. "Saya juga baru mengetahui itu, kalau sampai Rp1 ,8 triliun memang terlalu besar. Fraksi PPP pasti tidak akan menyetujui itu," katanya.
Romi membuat hitungan kasar dengan asumsi gedung baru untuk menampung 560 anggota. Bila 100 meter persegi per anggota, akan dibangun gedung dengan akumulasi luas totalnya mencapai 56 ribu meter persegi. "Ditambah koridor yang biasanya 20 persen dari total luas lantai, akan diperoleh angka 67 ribu. Anggaplah sampai 70 ribu meter persegi," jelasnya. Sementara harga pasaran apartemen kelas moderat sekitar Rp5 juta per meter. Kalau harga Rp5 juta dikali 70 ribu meter persegi, akan diperolah asumsi kebutuhan anggaran Rp350 miliar. “Jadi, angka Rp1,8 triliun itu belum pernah disosialisasikan.Kaget juga rencana total sampai Rp 1 ,8 triliun," kata Romi.
Total anggaran untuk membangun gedung itu memang sangat besar. Sementara di sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2010 mengalami defisit 2 ,1 % atau setara dengan Rp133 ,747 triliun. Dari jumlah itu sebesar 81 % atau senilai Rp108 ,344 triliun akan dibiayai dari utang.
Sementara utang luar negeri Indonesia juga masih saja menggelembung. BI mencatat utang luar negeri Indonesia per Maret 2010 mencapai US$180 ,7 miliar atau naik sekitar US$2 miliar dibandingkan per Februari. Utang tersebut terdiri paling banyak atau sekitar US95 ,1 miliar berasal dari pinjaman pemerintah.
Melihat kondisi anggaran dan utang luar negeri yang terus membengkak, jelas anggaran pembangunan gedung wakil rakyat ini sangat besar. Belum lagi persoalan kemiskinan, pengangguran, infrastruktur yang makin memprihatinkan membutuhkan penanganan dan alokasi anggaran yang cukup besar. [sumber:inilah.com]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar