4.5.10
Perangi Perompak,Hizbul Islam Somalia terapkan Hukum Islam
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Selasa, Mei 04, 2010
Citra sebagai kota perompak seperti tak pernah lepas dari Harardhere,Somalia. Hezb al Islam (Hizbul Islam) bertekad menghapus citra itu dengan memberlakukan hukum Islam setelah berhasil menguasai salah satu pangkalan utama pembajak. “Tidak akan ada lagi perompakan atau pembajakan di sini. Mulai sekarang, warga akan menaati hukum Islam. Kehadiran kami di sini akan mengubah citra kota iniyang dihancurkan para bandit itu,” kata Sheikh Ahmed Abu Yahya, seorang komandan senior Hezb al Islam kepada AFP melalui telepon, kemarin.
Haradhere adalah salah satu dari tempat-tempat persembunyian geng-geng perompak yang mengubah perairan Somalia menjadi satu zona berbahaya bagi kapal-kapal asing, yang mereka bajak untuk menuntut uang tebusan.Penduduk Harardhere mengatakan, milisi Hezb al Islam mulai memantau kota itu, Senin (3 /5). Mereka menanyai penduduk tentang keberadaan para perompak, tetapi tidak melakukan penahanan.
Sehari setelah kelompok Hezb al Islam merebut kota Harardhere di utara negara Tanduk Afrika yang kacau itu, para perompak memindahkan tiga kapal yang mereka tahan. Meskipun pihak milisi tidak mengatakan apakah mereka berniat menyerang kapal-kapal itu.
Tiga kapal itu MV Rak Afrikana milik Seychelles, kapal tangki kimia Norwegia, dan sebuah kapal penangkap ikan berbendera Kenya telah dipindahkan dari pantai Harardhere. “Ada tiga kapal dekat pantai Harardhere tetapi kami tidak melhatnya lagi, kapal- kapal itu di bawa ke arah Hobyo,” kata seorang nelayan, Abdikafar Mohamed.
Dalam beberapa tahun terakhir, bajak laut telah menyita puluhan kapal di Samudra Hindia. Ini bisa terjadi lantaran Somalia tidak memiliki pemerintah yang efektif selama hampir 20 tahun. Hizbul-Islam dan kelompok Islam garis keras al-Shabab memiliki agenda yang sama dalam memerangi pemerintah sementara yang didukung PBB dan sebelumnya telah berbagi kendali atas pelabuhan Kismayo Somalia selatan.
Kedua kelompok jatuh pada tahun 2009 dan Al-Shabab, yang memiliki hubungan dengan al-Qaida, digulingkan Hizbul-Islam dari kota-pelabuhan yang menguntungkan.
Pemberontakan berdarah di Perairan lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia.
Biro Maritim Internasional melaporkan, 24 serangan terjadi di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008. Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal- kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan. Namun, seperti dikatakan menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur, kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak bisa berbuat banyak.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.para perompak, yang bersenjatakan granat,peluncur roket dan senapan otomatis itu, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar