8.5.10
Ziarah kubur? It’s okay
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Sabtu, Mei 08, 2010
Masalah ziarah kubur dan tahlil menjadi topik kecil yang menghangatkan kunjungan rombongan Duta Besar (Dubes) Saudi Arabia untuk Indonesia, Abdurrahman Mohammad Amiin Al Khayyat, ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jakarta, Kamis (6/5).
Menurut Abdurrahman, ziarah kubur yang biasa dilakoni warga NU bukanlah penghalang bagi Arab Saudi untuk menjalin kerja sama dengan NU di berbagai bidang. “Yang terpenting kita saling memahami dan hormat-menghormati katanya,” ujarnya.
Selain berharap bisa mempererat hubungan dengan NU, Arab Saudi, kata Abdurrahman, ingin NU sebagai organisasi muslim terbesar menjadi benteng akidah umat Islam.
Menanggapi perbedaan pandangan tentang tahlil dan ziarah kubur, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di hadapan rombongan duta besar mengatakan, persoalan khilafiyah adalah hal-hal biasa yang tidak perlu diperdebatkan.
“Ziarah kubur itu persoalan sepele. NU tidak ada masalah dengan pihak-pihak yang tidak mau melakukan ziarah kubur. Yang mau silakan, yang tidak juga tidak masalah,” katanya.
Said menjelaskan, dalam menjalankan Islam, NU tidak hanya berpedoman pada
Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW, tetapi juga qaul ulama yang merupakan penjelasan dan terapan dari dua nash itu. “Tapi beberapa pihak lain mengatakan selain dua hal itu bid’ah. Dan NU tidak masalah kalau dikatakan bid’ah,” katanya.
Perhatian khusus
Menurut Dubes Abdurrahman, Kerajaan Arab Saudi memberikan perhatian khusus kepada NU sebagai organisasi muslim terbesar di dunia, terutama dalam hal pendidikan, dakwah, dan kesehatan. Saudi siap menyambut inisiatif kerja sama dengan NU di tiga bidang tersebut.
“Apa saja yang diinginkan NU, baik untuk mendirikan masjid, madrasah atau rumah sakit silakan saja disampaikan kepada kami. Kami akan menyambut baik,” katanya.
Saudi juga menawarkan beasiswa untuk calon mahasiswa NU yang ingin belajar di Saudi Arabia. Ada kesempatan belajar bagi calon mahasiswa NU yang ingin melanjutkan program S2 dan S3 di bidang kedokteran dan teknik.
Direktur Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Arab (LIPIA), Dr Abdullah al Hudaidh as Sulami, yang menyertai kunjungan Abdurrahman ke PBNU, kemarin, mengatakan, dari 2.187 mahasiswa di LIPIA, 600 di antaranya adalah anak-anak NU. Beberapa daurah atau pelatihan dai juga ditujukan untuk para calon dai NU.
Said Aqil Siradj menyampaikan terimakasih atas berbagai tawaran dan harapan pihak kedutaan besar Kerajaan Arab Saudi. “Beberapa hal akan ditindaklanjuti oleh Pak Seksen dan biro Timur Tengah,” kata Said yang didampingi Sekjen PBNU, H Iqbal Sullam, dan Direktur Pusat Kerjasama Timur Tengah, Ahmad Ridho.
Said menyampaikan, problematika yang dialami umat Islam secara umum adalah soal keterbelakangan, kemiskinan dan globalisasi yang berujung pada kemerosotan moral. “Kita berharap bisa bekerja sama dengan pihak Arab Saudi dalam mengatasi hal ini. Hal yang paling perlu kita perhatikan bersama adalah terutama pada soal kemerosotan ahlaq,” kata alumnus Ummul Qura Makkah itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar