
Warga Desa Limbangan, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, sekitar pukul 08.30 WIB Minggu (13 /6) pagi digegerkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan di kolam ikan milik salah satu warga setempat. Korban yang ditemukan mengambang dengan posisi telentang ke atas, diduga terpeleset ke dalam kolam berkedalaman 1 meter.
Daryan (40) , saksi yang kali pertama menemukan jazad korban mengungkapkan, pada Minggu pukul 08.30 WIB dirinya sebagaimana hari-hari biasanya bermaksud pergi ke sawah untuk matun (membersihkan rumput sawah). Setengah jam kemudian karena haus, Daryan pulang bermaksud untuk mengambil air minum. Namun, sesampainya di kolam ikan lele yang terletak di sebelah barat pemakaman desa tersebut, dia melihat sesosok mayat mengambang dengan posisi telentang dan telah membusuk.
Karena takut, Daryan lantas mengurungkan niatnya untuk mengambil air sebagai pelepas dahaga.
Dengan setengah berlari, ia lantas menemui rekan-rekannya tidak jauh dari sawah miliknya. Kepada mereka, ia mengatakan bahwa ada kasus yang harus ditangani secepatnya. ’’Begitu melihatnya, saya takut banget. Makanya, saya langsung mengundang teman-teman di sawah,” terang Daryan yang juga menjabat kaur Pemerintahan Desa Limbangan ini.
Setelah melaporkan melaporkan ke Polsek Ulujami, jasad korban yang telah tenggelam sejak Kamis (10 /6) kemudian dievakuasi di tengah kerumunan warga yang terus berdatangan.
Berdasarkan pemeriksaan dokter dari Puskesmas Mojo, tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.
Kapolres Pemalang AKBP Burhanudin SIK melalui Kapolsek Ulujami, AKP Imam Hanafi SAg kepada Radar mengatakan, berdasarkan identifikasi yang dilakukan pihaknya, korban diketahui bernama Kholiyah (29) , warga RT 16 RW 05 Desa Wonokromo, Kecamatan Comal. Karena tidak lama setelah ditemukan, orangtua korban datang dan meyakinkan bahwa korban adalah anaknya.
’’Keterangan yang kami himpun, korban menderita epilepsi atau ayan. Murni kecelakaan, karena setelah diautopsi oleh dokter dari Puskesmas Mojo tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan,” ungkapnya.
Atas persetujuan Tarono (orangtua korban), jasad Kholiyah yang merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara tersebut dikirim ke rumahnya di Wonokromo untuk dikebumikan.
INGIN PERGI
Sebelum pergi meninggalkan rumah, Kholiyah sempat meninggalkan pesan tidak tersirat oleh beberapa tetangganya. Yakni, ingin pergi jauh supaya tidak dicari dan diketemukan orangtuanya lagi.
’’Iya, katanya ingin pergi jauh biar saya tidak mencarinya,” terang Tarono di sela-sela persiapan pemakaman anaknya kemarin.
Menurut Tarono, anak perempuannya itu selama ini dikenal sebagai anak yang pendiam dan penurut. Namun, sejak memiliki penyakit epilepsi 5 tahun silam, perangainya berubah 180 derajat. Karena korban tidak ingin merepotkan kedua orangtuanya, makanya sering memutuskan untuk pergi dari rumah. ’’Kalau sudah pergi biasanya lama, bisa berhari-hari. Tetapi tidak sampai jauh, masih dalam satu desa,” tuturnya. Namun, ternyata pesan yang disampaikan lewat tetangganya tersebut benar-benar terjadi. Karena kini kedua orangtua dan empat saudaranya tidak perlu mencari-carinya lagi, setelah jenazah korban ditemukan di Desa Limbangan Minggu (13 /6) pukul 08.30 WIB.
Ditemani Kades Wonokromo Nuryani yang menbesuknya, Tarono masih tidak percaya dengan pamitan anaknya pada Kamis Wage (10 / 6) lalu. Karena, ternyata pesan yang hendak disampaikannya benar- benar terjadi, yakni pergi untuk selama-lamanya. (cw2)http://radartegal.com (ilustrasi gambar:foto.detik.com)
0 komentar:
Posting Komentar