
Persoalan keamanan menjadi perhatian utama baik bagi peserta maupun penyelenggara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Meski Pemerintah Afsel mengguyurkan dana 1,3 miliar Rand (sekitar 173 juta dollar AS) untuk pengamanan,sebagian tim nasional negara peserta masih membawa sendiri pasukan keamanan.
Harian setempat,The Sunday Independent, edisi Minggu (6 /6) , menyebutkan,Inggris sekurangnya membawa 40 anggota pasukan elite Spesial Air Services. Meski berstatus cuti, tetapi mereka tetap bertugas untuk mengamankan timnas Inggris secara terselubung.Di luar itu,mereka juga memonitor kemungkinan masuknya holigan dari Inggris.
Namun, hingga hari Senin,Bandara Internasional OR Tambo di Johannesburg tidak menunjukkan pengamanan yang mencolok. Penumpang yang datang dari sejumlah negara relatif tidak menemukan hambatan yang berarti terkait dengan soal keamanan. Proses imigrasi yang dilakukan di sekitar 40 loket tidak berbelit,begitu juga saat penumpang pesawat keluar bandara.
Baik di bandara maupun jalanan sepanjang Johannesburg hingga Pretoria tidak terlihat polisi atau pasukan keamanan lain dalam jumlah besar.Namun yang mencolok justru hampir seluruh perumahan disana menggunakan pagar besi tinggi, umumnya berujung runcing. Sebagian menambahkan dengan kawat berduri yang dialiri listrik.
Tolak tawaran FIFA
Inggris merupakan satu dari sejumlah negara peserta yang menolak tawaran sistem keamanan FIFA dan Pemerintah Afsel sepanjang turnamen. Negara lain yang mengatur pengamanannya sendiri antara lain adalah Amerika Serikat,Denmark, Perancis dan Brasil. Inggris juga di kabarkan menggunakan agen keamanan kelas atas, Control Risk, yang sebagian besar terdiri atas bekas anggota pasukan elite Afsel. Hal ini diakui juga oleh juru bicara kepolisian, Brigadir Sally de Beer. ”Tapi mereka tak boleh membawa senjata masuk ke negeri ini,” ujarnya.
Akhir pekan lalu, Pengadilan Tinggi Pretoria mengizinkan empat perusahaan keamanan memasukkan 600 pucuk senjata api. Bulan lalu,polisi khusus dari Brasil datang ke Afsel guna membebaskan pengusaha Brasil yang diculik dan disiksa sebuah sindikat kejahatan Nigeria.
Menggunakan alarm
Penggunaan jasa keamanan dari berbagai perusahaan bukanlah hal asing bagi warga setempat. Mereka terhubung ke pusat kontrol jasa keamanan lewat sistem alarm,yang selain akan berbunyi keras dan juga otomatis menginformasikan kepada petugas jaga di kawasan terdekat. ”Hanya dalam waktu lima menit mereka akan tiba,” kata Djaka Isa, anggota staf lokal KBRI di Pretoria,yang pernah kehilangan mobil pada pagi hari. Istrinya,Yulia Siregar, bahkan pernah ditodong pistol di halaman rumah dan terpaksa harus menyerahkan barangnya.
Tom,pengemudi kulit putih pada sebuah biro perjalanan, memilih memasang kawat listrik di pagarnya. ”Tidak mematikan, tetapi cukup membuat orang terjatuh,” ujar pria yang pernah kehilangan mobil, lima menit setelah memarkirnya di depan rumahnya. (Fitrisia Martisasi dari Pretoria,Afrika Selatan)http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/06/08/03103927/peserta.boyong.pasukan.keamanan
0 komentar:
Posting Komentar