
Ada dua pengemis duduk di sebuah trotoar di Irlandia.
Satu memegang bintang daud lambang Yahudi dan satu memegang tanda salib.
Keduanya memegang topi yang ditengadahkan untuk menandakan mengharap sumbangan.
Setiap orang yang lewat, mereka mencibir kepada yang memegang bintang daud dan memberi uang ke topi yang satunya lagi (yang pegang salib).
Dalam waktu singkat yang satu topinya hampir penuh tetapi topi yang satu lagi masih kosong.
Seorang pendeta memperhatikan dan mendekati mereka.
Pendeta itu berkata kepada pengemis yang memegang bintang Daud. "Kamu sadar gak, ini negara kristen. Kamu gak akan dapat sumbangan kalau memamerkan bintang Daud"
Orang yang memegang bintang Daud berkata pada sebelahnya yang memegang salib "Hymie (nama Yahudi), lihat siapa yang mengajar kita marketing!" katanya seolah menyindir si Pendeta.
Kisah dan "Hikmah" ini diambil dari kumpulan humor Yahudi. Tidak ada maksud SARA tapi coba kita ambil hikmahnya.
Kedua pengemis itu sebenarnya Yahudi yang bekerja sama.
Mereka pandai memainkan Simpati dan emosi sekaligus.
Kalau keduanya sama-sama memegang salib,maka tak ada emosi,simpati pun tak mereka dapat bila sama-sama memegang bintang daud!.
Kisah ini sebenarnya ingin mengangkat stereotip Yahudi yang licik.
Akan tetapi kita juga bisa belajar marketing dari kisah ini.
Dengan strategi satu memegang bintang Daud (lambang Yahudi) dan satu memegang salib, mereka menggunakan metode marketing dengan pendekatan kontras yang menimbulkan simpati dan emosi.
Kadang di kepolisian Amerika sering ada metode good cop bad cop, jadi yang satu kasar sekali yang satu baik, sehingga penjahat mau terbuka pada yang baik.
Orang tua kadang juga menggunakan metode ini.Kadang kepada anak, satu pakai pendekatan keras satu pakai yang lembut, jadi kalau dikeraskan gak bisa, maka cara lembut yang berhasil.
Dalam marketing juga demikian. Kadang ada orang menjual dua produk sejenis, satu dijual mahal sekali sehingga yang lain kelihatan jadi murah. Jadi sebenarnya metode ini bisa digunakan untuk berbagai bidang secara legal tergantung kita.
Asal hati-hati jangan sampai terjebak menjadi tipu muslihat. (Isa Alamsyah on Facebook)
0 komentar:
Posting Komentar