Tersebutlah seseorang yang mulai berjualan ikan segar di sebuah pasar. Ia kemudian memasang papan pengumuman bertuliskan” Disini Jual Ikan Segar”.
Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya.
“ Mengapa kau tuliskan kata: DISINI ? Bukankah semua orang sudah tahu kalau kau berjualan DISINI , bukan DISANA ? ”
“ Benar juga ! ” pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata “DISINI ” dan tinggallah tulisan “JUAL IKAN SEGAR”.
Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya . “ Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar , bukan ikan busuk ? “
" Benar juga " pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata “SEGAR” dan tinggallah tulisan “JUAL IKAN ”.
Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya : “Mengapa kau tulis kata JUAL ? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual , bukan dipamerkan ?
" Benar juga ! " , pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggallah tulisan “ IKAN ”.
Selang beberapa waktu kemudian , datanglah pengunjung ke 4 , yang juga menanyakan tulisannya: “Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini Ikan bukan Daging? “
" Benar juga ", pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
Renungan : Bila kita ingin memuaskan semua orang , kita tidak akan mendapatkan apa-apa . Karena, setiap keputusan yang kita ambil tentulah tidak bisa memuaskan semua orang!
Be yourself!
====================================
Sumber artikel, dari buku : Sudarmono, Dr. ( 2010 ) . Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi.(image:modelindo.wordpress.com)
23.4.11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar