15.5.11
Menggapai Kebahagiaan
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Minggu, Mei 15, 2011
Suatu ketika , di tepian telaga kelihatan seorang pemuda sedang duduk termenung. Tatapan matanya kosong , menatap hamparan air di depannya . Seluruh penjuru mata angin telah di laluinya , namun tidak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya .
“ Sedang apa kau di sini wahai anak muda?” tanya seseorang .
Rupanya ada seorang lelaki tua datang menghampiri. “ Apa yang kau risaukan .. ? ”
Anak muda itu menoleh ke samping, “ Aku lelah Pak Tua . Telah berbatu -batu jarak yang ku tempuh untuk mencari kebahagiaan , namun tak juga ku temukan rasa itu dalam diriku . Aku telah berlari melalui gunung dan lembah, tapi tidak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku . Kemanakah aku harus mencarinya ? Bilakah akan ku temukan rasa itu ? ”
Lelaki tua itu kemudian duduk mendekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Dipandangnya wajah lelah di depannya . Lalu , dia mulai berkata , “Di depan sana , ada sebuah taman . Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu , tangkaplah seekor kupu-kupu buatku . ”
Mereka berpandangan .
“ Ya. . . tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu, ” Pak Tua mengulangi kalimatnya lagi.
Perlahan . . . . pemuda itu bangkit . Langkahnya menuju satu arah, sebuah taman . Tidak berapa lama, ditemuinya taman itu . Taman yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang sedang mekar . Maka tidak heranlah , banyak kupu-kupu yang berterbangan di sana . Dari kejauhan Pak Tua melihat , memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.
Anak muda itu mulai bergerak . Dengan mengendap -ngendap , ditujunya sebuah sasaran . Perlahan . Namun , Hap ! sasaran itu luput . Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Dia tidak ingin kehilangan buruan. Namun lagi -lagi . Hap ! . Dia gagal . Dia mulai berlari tak beraturan . Diterjangnya sana -sini. Dirempohnya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu- kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar. Adegan itu terus berlangsung , namun belum ada satu kupukupu yang dapat ditangkap . Si pemuda mulai kelelahan . Nafasnya semakin kencang , dadanya bergerak naik -turun dengan cepat.
Sampai akhirnya ada teriakan, “ Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah .”
Tampak Pak Tua yang berjalan perlahan mendekati si pemuda. Ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan dan kiri Pak Tua . Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu. “ Begitukah caramu mengejar kebahagiaan ? Berlari dan menerjang ? Merempoh- rempoh tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?” Pak Tua menatap pemuda itu . “ Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu . Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar . Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu. ” “ Namun , tangkaplah kupu -kupu itu dalam hatimu. Kerana kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam , atau sesuatu yang dapat kau simpan . Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemanamana . Bahkan , tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri . ”
Pak Tua mengangkat tangannya ,dan Hap, tiba -tiba , tampak seekor kupu - kupu yang hinggap di hujung jari. Terlihat kepak -kepak sayap kupu - kupu itu, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Pesonanya begitu mengkagumkan , kelopak sayap yang mengalun perlahan , layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati . Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya . ……………………… .
PENGAJARAN CERITA INI :
Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu . Sulit , bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari . Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana -sini, merempoh sana- sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya . Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang , ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu , seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya . Namun kita belajar. Kita belajar bahawa kebahagiaan tidak boleh di dapat dengan cara -cara seperti itu . Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan . Bahagia adalah udara , dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahawa bahagia itu memang ada dalam hati . Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita . Semakin kita berusaha meraihnya , semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh .
Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap , dan abadi dalam hati kita . Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan . Dalam bekerja , dalam belajar, dalam menjalani hidup kita . Dalam sedih , dalam gembira , dalam sunyi dan dalam riuh . Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita . Saya percaya, bahagia itu ada dimana -mana . Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu “ hinggap” di hati kita , namun kita tidak pernah memperdulikannya . Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya .
============================================
Sumber artikel, dari buku : Sudarmono, Dr. ( 2010 ) . Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi, 1001 Kisah Sumber Inspirasi
(IMAGE)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar