23.5.11

Sedekah Bumi Dan Ajaran Mencintai Alam


Kita sering mendengar istilah sedekah bumi, salah tradisi warisan leluhur yang hampir hilanng . Sedekah bumi itu bagus , hanya termasuk bid’ah, tapi bid’ah hasanah, inovasi yang terpuji meskipun tidak ada ajaran langsung secara tekstual dari Nabi Saw.
Kalau disuatu masyarakat atau komunitas kejawennya kuat ( kentel ) , santrinya juga kuat , sangat mungkin terjadi benturan , atau bentorakan . Maka selayaknya kita tidak melarang sedekah bumi , tapi juga harus diarahkan agar tidak syirik , tidak menyekutukan Allah. Sedekah bumi itu sejatinya adalah upaya perwujudan syukur kepada yang Maha Kuasa, rasa memiliki dan upaya pelestarian dan pemeliharaan. Perwujudan, bentuk dan upaya , bahasa dan ungkapan budaya yang dapat dipahami oleh semua pihak . Pada dasarnya merupakan ajaran sejati dari Nasionlisme juga.
Orang tua-orang tua kita dahulu ketika membangun rumah, ada tradisi menempelkan daun kelapa muda dan kain warna merah dan putih . Ada juga adat -adat lain yang kini mulai hilang , atau bahkan sudah hilang sama sekali . Apa yang dilakukan oleh para pendahulu kita atau orang tua kita itu adalah satu contoh , teladan, penanaman cinta pada tanah air tanpa kata-kata . Kecintaan pada bangsa dan tanah air itu mereka bahasakan dengan bahasa budaya dan bahasa tradiri . Bukan kata -kata .

Sedekah bumi , seperti disinggung diatas merupakan kesadaran tinggi bahwa ada Kuasa Yang Maha Tinggi dibalik keberhasilan cocok tanam , olah tanah , dan meruahnya rempah yang kita dapat . Rasa syukur itu diwujudkan bukan hanya berbagi pada manusia tetapi juga pada alam . Yang menjadi tempat berlabuhnya pencarian rizki kita. Jika demikian , maka sedekah bumi merupakan ajaran baginda Nabi Saw; ﻦﻣ ﻢﻟ ﺮﻜﺸﻳ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻢﻟ ﺮﻜﺸﻳ ﻪﻠﻟﺍ ﺰﻋ ﻞﺟﻭ . ﻩﺍﻭﺭ ﺪﻤﺣﺃ ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍﻭ ﻪﻨﺴﺣﻭ . ‘ barang siapa yang tidak bisa berterimakasih pada manusia maka dia tidak bisa bersyukur pada Allah’ .
Maka sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur terdalam pada alam , yang kemudian menjadi modal timbulnya kesadaran untuk menjaga dan melestarikan alam . Terimakasih pada alam dengan menjaga dan mengelolanya, terimakasih pada manusia dengan membalas kebaikan semampunya , dan syukur pada Allah dengan mencintai dan mengikuti Nabi- Nya. ( Al Habib Luthfi bin Yahya : 12 April 2011. Tsi/www.habiblutfiyahya.net)image:surabaya.detik.com

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!