2.6.10

Mengoptimalkan Tanam Padi Dengan Metode SRI


SRI merupakan metode budidaya padi terobosan dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Inzet: Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pemalang, Tri Setyowati Pujiastuti.

Teknik budidaya pertanian yang mampu menawarkan hemat air, benih dan pupuk menggunakan model ”System of Rice Intensification” (SRI). Budidaya padi metode ini merupakan terobosan dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara.

Demikian dikatakan - Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Pemalang, Tri Setyowati Pujiastuti SIP,MSi, pekan lalu 24 Mei 2010. Menurutnya,dibanding dengan budidaya padi pola konvensional, metode SRI mampu menghemat benih hingga sepertiganya.

Untuk satu hektar lahan, hanya memerlukan 10 Kg benih dari yang biasanya 30-50 Kg di sistem konvensional. Lebih rinci Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan yang akrab disapa Eti menjelaskan, metode SRI pada penggunaan pupuk bisa menghemat hingga 50 persen dan penggunaan air dengan genangan air yang lebih rendah. ”Genangan air yang diperlukan dalam metode SRI bisa dikurangi mencapai 10-15 Cm lebih rendah, bahkan genangan air bisa dengan ketinggian 2 atau 1 Cm saja,” katanya.

Pengelolaan padi dengan metode SRI itu, diakuinya bertujuan untuk mencapai produksi yang tinggi melalui peningkatan jumlah anakan dan anakan produktif. Peningkatan panjang dan penambahan jumlah benih padi per malai, peningkatan berat benih padi, serta memperbaiki perkembangan akar tanaman, sehingga sehat pertumbuhannya dan bisa meningkat produksinya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, lanjut Eti, diperlukan persyaratan diantaranya tanam bibit muda yang berumur kurang dari 15 hari setelah semai, menanam bibit dengan satu lubang satu bibit di mana jarak tanam lebih lebar, melakukan pindah tanam sesegera mungkin dan akar tanaman dijaga agar tidak putus, ditanam dangkal antara 1-2 Cm dan akar tidak ditekuk, lalu pemberian genangan air serta penyiangan dilakukan seawal mungkin.

Metode SRI sudah diperkenalkan kepada masyarakat tani di DI Yogyakarta sejak tahun 2005 silam. Di Kabupaten Pemalang paket bantuan SRI dari Kementrian Pertanian di dua desa yakni Desa Sitemu Kecamatan Taman dan Desa Sumur Kidang Kecamatan Bantarbolang masing-masing 10 hektar yang dikembangkan oleh petani secara mandiri.
“Segala sesuatu bentuk bantuan saat ini langsung ke rekening kelompok. Kami hanya memberikan pembinaan dan pengawasan,agar bantuan tersebut tepat sasaran,” tambah Eti.(Guntur Handoyo)
sumber= http://panturanews.com

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!