20.4.10

Kearifan Ulama Jawa


Di Jawa ada Kiai bernama Hasan yang tinggal didaerah Kraksan. Beliau  itu termasuk wali Allah yang luar biasa. Kalau beliau mau kedatangan Ahli Bait (keturunan nabi/ Habib), beliau lari menjemput sambil berkata ada raihatul musthafa, ada bau harum badan Rasulullah Saw. Padahal kuturunan Nabi itu entah baru sampai dimana.
Diantara Karamahnya. Suatu ketika, saat ada seorang haji menyewa mobil, kebetulan yang jadi sopirnya seorang Ahli bait. Cuma haji ini tidak tahu kalau itu adalah Ahli bait. Kiai Hasan bilang sama anak-anaknya: tolong kamar tidur dirapikan kita mau kedatangan Habib. Habibnya siapa? Tanya putra kiai Hasan. Nanti saya tunjukan kalau sudah datang, jawab kiai Hasan.
Setelah haji itu tiba dirumah kiai Hasan, kiai Hasan bertanya pada haji itu, Haji supirmu dimana? "Sopir saya tidur Kiai" Jawab Haji. Kiai pun bertanya,"dimana?" "di Mobil",  jawab Haji. "Saya mau dekati dia boleh ya", ucap kiai Hasan meminta izin.
"Habib bangun Bib!" kata kiai pada sang sopir, Sopir itupun kaget, karena seumur-umur tidak ada yang memanggil Habib.
Kiai Hasan ditanya Haji : darimana tahu kalau sopir itu seorang Habib? "Dari bau keringatnya, bau keringat kanjeng Nabi", kata kiai Hasan.
Itulah hebatnya ulama-ulama kita dahulu, sejauh itu pandangan (bathin)nya,dari hormatnya pada para Ahli bait atau Habaib. Dan tokoh-tokoh itu bukan satu-dua. Ada Imam Subki, Qadhi Iyadh dan beberapa ulama lain tahu bagaimana kedudukan para keturunan Nabi.
(disarikan dari>http://habiblutfiyahya.net)

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!