19.4.10
PP LDNU Sukses gelar acara di Istiqlal
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Senin, April 19, 2010
Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) menilai acara Doa Bersama untuk guru bangsa di Masjid Istiqlal Jakarta, pada Ahad (18 /4) kemarin merupakan acara besar pertama yang motori oleh PBNU pertama kali sejak Muktamar NU ke-32 di Makassar lalu. PP LDNU juga menilai bahwa acara tersebut sukses dan terselenggara dengan baik.
Penilaian ini didasarkan pada jumlah kehadiran jamaah yang mencapai puluhan ribu serta kehadiran sejumlah tokoh penting NU seperti Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraadj dan Rais Am Idaroh 'Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thoriqoh Mu'tabaroh an-Nahdliyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya. Sementara perwakilan pemerintah yang hadir antara lain, Direktur Urais dan Pembinaan Syariah Dr. H.Rohadi Abdul Fatah dari Kementerian Agama Rohadi Abdul Fatah,Sekretaris Daerah Pemda DKI Muhayat.Dan hadir mewakili pihak keluarga KH. Abdurrahman Wahid adalah Zanuba Arifah Chafsoh (puteri almarhum).
Dalam ceramahnya, Habib Luthfi bin Yahya mengajak seluruh umat Islam, khususnya warga Nahdliyin untuk mencintai Rasulullah SAW dan keluarganya. Termasuk juga mencintai orang-orang yang mencintai Rasulullah SAW dengan menyokong kegiatan-kegiatan yang menggugah semangat cinta Rasul.
"Rasulullah SAW adalah mahluk Allah yang paling berhak mendapatkan cinta dari mahluk Allah lainnya. bahkan Allah SWT menjanjikan, akan menempatkan seorang Muslim di surga bersanding dengan yang dicintai. Jadi marilah berharap disandingkan di Surga bersama Rasulullah SAW dengan mencintainya dan berharap pada Syafaatnya," demikian ajak habib Luthfi.
Sementara itu, Sekretaris LDNU Ustadz KHoirul Huda Basyir menyatakan, banyaknya para jamaah yang menghadiri Doa bersama dan memenuhi seluruh kawasan Masjid Istiqlal merupakan bukti bahwa NU dan warga Nahdliyin masih merupakan mayoritas Muslim di Jakarta dan sekitarnya.
"Hal ini juga berarti bahwa suara NU dan ideologi Ahlussunnah wal jama'ah beserta amalan-amalan warga nahdliyin masih merupakan ideologi yang mendominasi Islam di Indonesia" tandas Khoirul Huda Basyir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar