18.4.10

Fenomena Doa Non-muslim Untuk Gus Dur



Terkait dengan tanggapan negatif tentang doa beberapa umat beragama lain untuk KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. DR. KH. Ali Mustofa Ya’qub MA. memberi pandangan mengenai masalah tersebut.
Menurut ahli hadits lulusan Universitas Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi ini, doa tersebut tak menjadi masalah. “Yang memasalahkannya justru menunjukkan kebodohannya,” katanya dalam khotbah Jumat di Istiqlal, beberapa waktu lalu.
Kiai Ali Mustofa membenarkan banyak penelepon menanyakan hal tersebut dan meminta jawabannya secara agamis. “Jika memang dalam agama itu dibenarkan mendoakan orang lain yang berbeda agama, maka tidak masalah,” kata wakil ketua Komisi Fatwa MUI Pusat ini. Menurut santri Tebuireng, Jombang ini, doa non-muslim juga memiliki kemungkinan dikabulkan oleh Allah. Sebab, iblis saja yang meminta dipanjangkan umurnya untuk menggoda umat manusia yang beriman dikabulkan Allah. Hanya, dalam Islam, menurut guru besar Institut Ilmu Al-Quran ( IIQ) Jakarta ini, Islam tak membenarkan mendoakan orang yang beda agama (non-muslim) yang terkait dengan ampunan dan masuk surga. Kalau berdoa untuk selain dua hal itu tak masalah.
Seperti diketahui, sejak Gus Dur wafat 30 Desember tahun lalu, sejumlah umat agama selain Islam juga ikut mendoakan Gus Dur.
Seperti diketahui, dalam acara nujuh hari ,40 hari dan 100 hari wafatnya Gus Dur di rumah duka Ciganjur, sejumlah tokoh dan rohaniwan lintas agama diberi waktu berdoa untuk Gus Dur usai acara tahlilan.Menurut Zastro Ngatawi, pembawa acara saat itu, sejumlah tokoh berbagai agama ini melakukan doa bersama atas kehendak masing- masing dan bukan diminta.  

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!