24.6.10

H Darmanto ,Ketua Tanfidziyah PCNU Jakarta Utara: Lailatul Ijtima makin relevan dan aktual


Bagi warga NU, menyelenggarakan pertemuan tiap bulan itu biasa. Pertemuan itu dinamakan Lailatul Ijtima’. Lailah artinya malam, dan ijtima’ artinya pertemuan. Artinya sebuah ”pertemuan malam" yang diselenggarakan di setiap bulan.
Awalnya ini adalah kebiasaan para kiai yang akhirnya menjadi kebiasaan orang-orang NU atau pengurus NU. Acara ini dimanfaatkan untuk membahas, memecahkan dan mencarikan solusi atas problem organisasi, mulai masalah iuran, menghadapi Ramadhan, Tarawih, menentukan awal Ramadlan, sampai menjalar ke masalah-masalah umat yang berat.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara yang berkantor di Jalan Raya Koja, Clincing, Jakarta Utara, terus menjalankan kegiatan-kegiatan ke-NU-an tersebut, dengan melibatkan semua unsur kepengurusan Nahdlatul Ulama dari mulai tingkat Cabang, MWCNU hingga Ranting NU, yang ada di Jakarta Utara, dan para tokoh agama dan masyarakat.”Malam Jum’at , PCNU Jakut akan menggelar Lailatul Ijtima’,” ujar Ketua Tanfidziyah PCNU Jakarta Utara H Darmanto, kepada Duta di kediamannya, Selasa (22/6).
Selain akan melakukan kegiatan Lailatul Ijtima’ kata H Darmanto, PCNU Jakut pada bulan-bulan ini juga akan menggelar berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti, melakukan bakti sosial dan pengobatan gratis pada masyarakat kurang mampu.”Ya, nanti menyusul kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya,” ujarnya.
Lanjut H Darmanto, lailatul Ijtima’ merupakan tradisi ke-NU-an yang harus dilestarikan dan dikembangkan di tengah masyarakat, sehingga pihaknya bersama pengurus NU lainnya terus menggulirkan kegiatan semacam ini. “Rencananya bulan depan di MWCNU Penjaringan,” jelas.
Salah satu pembukaan dalam Lailatul Ijtima’ ini adalah pembacaan tahlil yang menjadi ciri khas orang NU, mengirim doa kepada arwah orang tua, para guru, semua kaum muslimin dan muslimat, khususnya para sesepuh pendiri NU yang telah wafat.
Menurut H Darmanto, masyarakat sekarang cenderung mudah terprovokasi, salah satu penyebabnya adalah adanya tayangan-tayangan dari media yang tidak mendidik dan cenderung membuat masalah, sehingga permasalahan kecil mudah menjadi besar, yang akhirnya menimbulakan konflik dan permusuhan yang berkepanjangan, karenanya pihaknya mencoba mendinginkan keadaan dengan mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. “Kegiatan ini kita lakukan bersama masyarakat,” ujar tokoh NU Jakut itu.(HUDA SABILY)ilustrasi:DETIKfoto

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!