10.6.10

Isu Penculikan Gegerkan Pemalang

gambar ilustrasi penculikan
SMS penculikan anak gegerkan warga tentang isu organ tubuh yang akan dijual.Dalam SMS tersebut disebutkan, sebuah kendaraan minibus berwarna putih milik penculik berkeliaran di beberapa wilayah di Pemalang untuk mencari mangsa. Repotnya lagi ketika harus mengecak siapa dan dari mana pesan itu datang tak bisa diketahui.

Namun, anehnya masalah tersebut sudah menyebar ke pelosok desa. Tragisnya lagi, isu tentang pelaku penculikan anak tersebut nyaris memakan korban. Ketika dua pasangan remaja ketahuan mencuri sebuah helm oleh korbannya di daerah Jebed Utara, Pemalang dan kemudian tertangkap di Sokawangi nyaris menjadi korban amuk ratusan warga yang termakan isu penculikan anak.
Bahkan meski petugas yang datang di lokasi kejadian dan perangkat desa sudah memberikan penjelasan bahwa kedua tersangka bukan penculik anak, namun hanya mencuri helm, warga tetap tidak percaya dan tetap berusaha menghadiahi tersangka dengan bogem mentah. "Alasan mencuri helm hanya untuk menutupi niat untuk melakukan penculikan anak, kalau saja tadi tidak tertangkap pasti sudah menculik. Pokoknya pelaku harus dibuat kapok, kalau perlu sekalian dimusnahkan,"jerit seorang ibu yang sedang menggendong anak saat itu. Hal itu langsung diamini oleh puluhan ibu-ibu yang lain. Beruntung dalam kejadian tersebut petugas bertindak cepat, dengan mengamankan tersangka di Balai Desa Sokawangi, Kecamatan Taman, Pemalang dan kemudian mengungsikannya ke Mapolres Pemalang dengan menggunakan kendaraan roda empat, sehingga nyawa tersangka dapat segera diselamatkan. Namun tak urung wajah dan tubuhnya lebam, karena dipukuli.

Tak hanya itu beberapa waktu sebelumnya di kawasan Randudongkal warga juga sempat digegerkan dengan adanya pesan berantai melalui SMS, yang menyatakan telah terjadi penculikan tiga orang anak di mana dua korban berhasil ditemukan dalam keadaan tewas dan satu berhasil menyelamatkan diri. Korban yang diketemukan dikabarkan sebagian organ dalam tubuhnya hilang, dan diduga diambil untuk dijual, tak hanya itu dalam pesan pendek yang beredar juga menyebutkan bahwa sumber berita adalah dari petugas.

Menanggapi hal tersebut Kapolres Pemalang AKBP Burhanudin Sik melalui Kapolsek Randudongkal AKP Utomo SH, bahkan secara khusus turun ke lapangan dan memberikan sosialisasi kepada warga melalui kepala desa untuk tidak percaya kepada pesan pendek yang beredar melalui telepon seluler. Sebab hal tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan, dan hal ini didukung fakta bahwa di Polsek Randudongkal belum pernah menerima laporan tentang adanya keluarga yang mengaku kehilangan anak karena diculik.(panturanews)image(detiknews)

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!