12.6.10

PEMBUNUHAN PEDAGANG DAWET AYU : Azan Subuh Mengakhiri Aksi Pembantaian 4 Nyawa


Aksi pembunuhan yang dilakukan sepasang kekasih ARA (19) dan Ren (16) dilakukan dalam waktu empat jam dengan korban empat nyawa tergolong unik dan cerdik.hal ini terbukti dengan tidak terdengarnya kegaduhan yang ditimbulkan dari aksi mereka oleh para tetangga korban.

Dari rentetan adegan yang mereka peragakan dalam rekonstruksi Kamis (10 /6) lalu, keduanya masih mengingat dengan jelas bagaimana menghabisi korban satu per satu.

MENUNGGU KERETA
Biasanya,setiap satu korban dihabisi,akan terdengar jeritan atau kegaduhan ataupun suara benturan benda keras. Apalagi bila dilakukan ditengah malam yang sunyi dan rumah korban berada di lingkungan yang padat.
Jadi,bagaimana kedua remaja itu (meski hanya mengenyam pendidikan sampai bangku SMP) bisa menjalankan aksinya tanpa diketahui tetangga korban? Satu korban dibunuh, namun calon korban di kamar lain bisa tidak terbangun?
Ini karena tersangka ARA memilih cara membunuhnya dengan menunggu kereta api lewat.dengan begitu kegaduhan dan jeritan korban akan samar oleh suara deru kereta api.ini kebetulan karena rumah korban dekat dengan rel kereta api.

Kapolres Pemalang AKBP Burhanudin melalui Kasatreskrim AKP Suwarto SH MH menegaskan, tersangka dalam menjalankan aksi selalu menunggu kereta api lewat. Sehingga kalaupun korban menjerit atau suara benturan benda keras,tidak terdengar tetangga.
’’ Pelaku sendiri saat beraksi juga hanya mendengar suara kereta,tidak mendengar jeritan korban," kata dia.

MEMBUNUH BAYI
Tiga nyawa dihabisi tersangka ARA sedangkan satu nyawa dihabisi tersangka Ren, yakni si bayi yang bernama Gita Prameswari.Ini di luar skenario mereka,karena bayi tersebut menangis.Padahal, sebelumnya Ren sudah mencegah agar ARA tidak membunuh bayi.Namun,karena takut tangisan bayi akan memancing perhatian warga akhirnya Ren sendiri yang membunuhnya, dengan cara menutup wajah bayi menggunakan bantal lalu mencekiknya. Setelah membunuh dan mengemasi harta korban,pas terdengar azan subuh kedua tersangka ini keluar dari rumah melalui pintu belakang," jelas Suwarto.

DENGAN IRINGAN AZAN SUBUH
Tersangka ARA keluar dari pintu belakang dengan menuntun sepeda motor,sedangkan tersangka Ren mengunci pintu belakang dan keluar rumah melalui pintu depan.Dengan diiringi azan subuh, keduanya meninggalkan lokasi pembunuhan dan meluncur ke arah Jembatan Beji untuk membuang barang bukti berupa alu (alat manual penumbuk padi) yang digunakan tersangka untuk menghabisi tiga korbannya. (ali)http://radartegal.com

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!