16.6.10

Wahabi Menjalar di Indonesia, Ini Berbahaya!


Tugas Nahdlatul Ulama (NU) ke depan semakin berat, seiring kian mengglobalnya jaringan komunikasi. Jika NU tidak menata diri dengan solid, atau apalagi hanya sibuk dengan urusan politik, maka hampir bisa dipastikan NU akan kehilangan tajinya.

Demikian diungkapkan Ketua PWNU Jawa Timur, KH Mutawakkil Alallah saat memberikan pengarahan dalam Konferensi Cabang (Konercab) NU Jember di gedung Baladika NU Jember, Ahad pagi (7/6).

Menurut Kiai Mutawakkil, setidaknya ada dua aliran yang saat ini potensial mengacak-acak ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja). Pertama adalah aliran Islam fundamentalis. Termasuk dalam aliran ini adalah Syiah. Aliran ini dulu berkembang di Iran tetapi sekarang sudah masuk ke Indonesia.

Aliran lainnya yang lebih patut diwaspadahi adalah Wahabi yang berasal dari Saudi Arabia. “Wahaby, yang dulu pusatnya di Arab, sekarang sudah menjalar ke Indonesia. Ini berbahaya!” kata Kiai Mutawakkil.

Pengasuh pesantren Genggong, Kraksaan, Probolinggo itu menambahkan, yang juga perlu diwaspadai oleh warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU) adalah gerakan Islam liberal. Aliran tersebut, kata Kiai Mutawakkil, bertujuan menghlilangkan kesucian dan kesakralan ajaran agama.

Kiai Mutawakkil mengutip salah satu statmen seorang pentolan Islam Liberal, yang menyatakan bahwa kitab suci Al-Qur’an sama saja dengan komik. Kelompok ini juga kerap mempertanyakan fungsi hadits sebagai salah satu sumber ajaran Islam yang dinilai kadaluarsa.

“Kalau ini sampai terjadi, bukan cuma mengancam Aswaja, tapi mengancam keutuhan NKRI, karena sasaran mereka bukan cuma warga muslim,” urainya di hadapan 1000 lebih hadirin.

Sementara itu, sesepuh NU KH Muchit Muzadi dalam tausiyahnya menyatakan NU bisa berperan maksimal jika pengurusnya solid dan ikhlas dalam mengabdi. Sebab, kalau ikhlas yang jadi pegangan, maka apa yang dilakukan di NU selalu terasa ringan.

“Untuk mengabdi di NU jangan tunggu jadi pengurus. Jadi pengurus atau tidak, pengabdian di NU harus tetap,” tukasnya seraya berharap agar siapapun yang terpilih sebagai ketua dalam Konfercab nanti, tidak membawa-bawa NU ke ranah politik.

Konfercab NU kali ini dikuti oleh 320 ranting dan 26 MWCNU. Untuk sementara tiga kandidat sudah muncul, yaitu KH Abdullah Syamsul Arifin, Gus Mamak dan H Sofyan Tsauri, namun diyakini pilihan peserta akan mengerucut kepada dua nama yang disebut pertama. Konfercab dibuka secara resmi oleh KH Muchit Muzadi ditandai dengan pemukulan bedug. (ary)nu.or.id

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!