11.7.10

KH. IDHAM KHALID,Tokoh Islam Tiga Orde Wafat


Indonesia telah kehilangan seorang tokoh multidimensi yang telah bertahan dalam pemerintahan selama tiga masa, yaitu KH Idham Chalid.Demikian kata Ulama berjulukan "Kiai Sejuta Umat", KH Zainuddin MZ.

"Beliau tokoh yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, dari segi politik, beliau tokoh yang sangat lugas dan bertahan di tiga zaman, yaitu kemerdekaan, Bung Karno dan sebagian di era Pak Harto," katanya saat melayat ke rumah keluarga Idham Chalid di Pesantren Daarul Ma'arif, Cipete, Jakarta, Ahad (11/7).


Zainudding menilai Bapak Pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu sebagai ulama yang lugas dan moderat yang mampu menjaga kehormatan dalam berpolitik.

"Dari segi keagamaan beliau 30 tahun lebih memimpin Nahdlatul Ulama dan tingkat kealiman beliau sebagai ulama sangat mumpuni," ujarnya.

Zainuddin mengaku telah mengenal mantan Ketua DPR/MPR periode 1972-1977 itu sejak ia masih belajar di sekolah dasar. Ia mengaku mempelajari ilmu dakwah dari Idham yang dinilainya sebagai orator ulung sekelas Bung Karno.

"Beliau ulama, politisi dan birokrat yang bisa memadukan semua. Saya melihat masa beliau dan Gus Dur itulah masa-masa keemasan NU, setelah kemari NU itu cenderung membesarkan pengurusnya," tuturnya.

Tak Mau Dimakamkan di Kalibata
KH Idham Chalid yang sempat menjabat wakil perdana menteri, ketua DPR RI, Ketua MPR RI serta beberapa kali menjadi menteri berpesan kepada putra-putrinya untuk tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ia meminta untuk dimakamkan di komplek pendidikan Darul Qur’an, Cisarua, Bogor yang menjadi tempat pengabdiannya setelah usai dari pentas politik, selain Yayasan Perguruan Darul Ma’arif, Cipete, Jakarta Selatan.

Demikian disampaikan putra ke-5 KH Idham Chalid, Saiful Hadi, di sela-sela menerima para tamu yang bertakziyah di rumah, Ahad (11/9) siang. Di komplek Darul Qur’an pun saat ini tidak ada pemakaman. Kiai Idham Chalid adalah orang pertama yang dimakamkan di tempat itu.

“Beliau berpesan untuk dimakamkan di Darul Qur’an yang didirikan pada sekitar tahun 1967. Kalau Darul Ma’arif didirikan beliau pada sekitar tahun 1958,”katanya.

Dua lembaga pendidikan itulah yang terutama menjadi tempat KH Idham Chalid berkiprah. Beberapa kader dua lembaga ini kelak muncul sebagai tokoh seperti Hamzah Haz dan Zainuddin MZ.

Menurut Saiful, semenjak ‘lengser’ dari pentas politik, tak ada upaya yang ditempuh untuk kembali lagi. “Setelah selesai dari politik beliau mengurus pesantren saja. Pernah juga aktif dalam organisasi tarekat,” katanya.

Kiai Idham meninggal dunia setelah sekitar 12 tahun berada di pembaringan. Pada tahun-tahun terakhir pun tokoh NU asal Kalimantan Selatan ini sudah tidak dapat berkomunikasi dengan keluarga dan para tamu.

Sementara sejumlah tokoh nasional yang bertakziyah Ahad siang itu langsung duduk dan berdoa untuk Kiai Idham. Antara lain, Ketua PBNU KH Slamet Effendi Yusuf, Mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin, dan Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Presiden SBY juga berencana bertakziyah ke rumah duka.

Jenazah akan dimakamkan secara umum pada Senin pukul 09.00 WIB besok. Pada pukul 10.00 WIB, jenazah akan diberangkatkan ke Darul Qur’an Cisarua dan dimakamkan selepas shalat dzuhur yang didahului upacara kenegaraan. (ant.nam)image:hasanzainuddin.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!