11.4.11

Sang Raja,Pengemis Dan Mangkuk bolong


Alkisah,, Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya untuk menikmati udara pagi. Di perjalanan, mereka berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis itu, “Apa yang engkau inginkan dariku hai orang tua?”
Si pengemis itu tersenyum dan berkata , “ Tuanku bertanya , seakan -akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba.”
Sang raja terkejut , ia merasa tertantang , “Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta , katakanlah!”
Maka menjawablah sang pengemis , “Berpikirlah dua kali, wahai tuanku , sebelum tuanku menjanjikan apa -apa .”
Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis,ia berani menasehati rajanya.
Namun sang raja tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja , karena mendapat nasihat dari seorang pengemis.
“ Sudah aku katakan, aku dapat memenuhi permintaanmu . Apapun juga ! Aku adalah raja yang berkuasa dan aku kaya-raya. ”

Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah sambil bertanya : “ Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang hamba inginkan? ”
Bukan main! Raja menjadi geram mendengar ‘tantangan’ pengemis di hadapannya . Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut bersamanya untuk mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas! Kemudian bendahara menuangkan bulir-bulir emas dari pundi-pundi besar yang dibawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis. Anehnya , emas dalam pundi -pundi besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.
Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya , sang raja terus memerintahkan bendahara kerajaan mengisi mangkuk itu dengan mengambil harta di gudangnya. Tetapi mangkuk pengemis itu tetap saja kosong . Bahkan seluruh harta simpanan kerajaan seperti emas, intan berlian, ratna mutumanikam dan mutiara telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Namun mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.
Dengan perasaan tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis , ternyata dia bukan pengemis biasa , dengan terbata-bata raja bertanya , “Sebelum saya berlalu dari tempat ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum , “Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia yang tanpa batas, Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya . Ada kegembiraan ambisi, gairah memuncak di hati , pengalaman yang mengasyikkan kala manusia menginginkan sesuatu . Ketika akhirnya manusia telah mendapatkan keinginan itu , semua yang telah di dapatkan itu , seolah tidak ada lagi artinya bagi manusia ”. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu,begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan ".
"Anak cucumu kelak mengatakan: power tends to corrupt ; kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.
Raja itu bertanya lagi , “Adakah cara untuk dapat menutup dasar mangkuk itu agar tidak bolong?”
“ Tentu ada , yaitu rasa syukur kepada Tuhan. Jika engkau pandai bersyukur , Tuhan akan menambah nikmat padamu , ”
ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan dan kemudian menghilang.

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!