9.4.11

Gus Dur dan Tamu dari Aceh


Sebagai tokoh yang dihormati dan dikagumi oleh banyak orang dari berbagai kalangan, rumah Gus Dur tak pernah sepi dari kunjungan para tamu , baik dari warga NU sendiri, pejabat , politisi, aktivis , wartawan dan sebagainya. Gus Dur menerima tamu - tamunya biasanya dengan pakaian non formal . Karena kondisi fisiknya yang sudah lemah , biasanya para tamu diajak mengobrol sambil tiduran.

Adalah Nuruddin Hidayat, salah satu santri Gus Dur suatu ketika merasa terheran-heran ketika ada tamu , Gus Dur minta untuk digantikan pakaiannya dengan kain sarung dan peci, seperti ketika mau sholat Idul Fitri. Seumur -umur ia belum pernah melihat Gus Dur seperti itu . Rombongan tamu tersebut sampai ditahan -tahan agar tidak masuk rumah dahulu , bahkan Gus Dur dipinjami salah satu sarung milik santrinya agar bisa cepat berganti pakaian.
Tamu tersebut, yang diketahuinya ternyata dari Aceh itu berpakaian sederhana ,lumayan dekil dan memakai celana seperti yang biasa dipakai oleh bakul dawet ( penjual dawet ) . Tamu tersebut diantar oleh aktivis Aceh.
Perilaku Gus Dur dan tamunya juga aneh. Setelah keduanya bersalaman layaknya tamu dan tuan rumah, Gus Dur pun duduk di karpet, demikian pula tamunya , tetapi tak ada obrolan diantara keduanya. Lalu Gus Dur tidur, tamunya juga tidur, suasana menjadi sunyi senyap dan berlangsung sekitar 15 menit.
Setelah sang tamu bangun, tamu itu langsung pamit pulang , tak ada pembicaraan kedua orang tersebut.

Udin, panggilan akrab Nuruddin , merasa penasaran , segera setelah tamu pergi bertanya kepada Gus Dur ; “Gus, nggak biasanya menerima tamu seperti ini”
Gus Dur menjawab: “Tadi itu Wali ”
Udin bertanya lagi: “Apa ada wali seperti itu selain beliau di Indonesia ? ”
Gus Dur : “Tidak ada , adanya di Sudan ” .

Orang yang sangat dihormati Gus Dur tersebut ternyata adalah almarhum Tgk Ibrahim Woyla dari Woyla Aceh Barat. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh. Masyarakat Aceh memanggilnya " Tgk Beurahim Wayla" dan percaya bahwa ia sering menunaikan sholat Jum’at di Makkah dan kembali pada hari itu juga.
Menurut Cerita masyarakat disana , dia bisa berjalan cepat bahkan lebih cepat dari mobil. Dia jarang naik bus, tapi lebih senang berjalan kaki. Dia juga dipercaya bisa menghilang , Dan ada pula orang yang menyebutnya sebagai "dewa tidur" , yang menghabiskan hari-harinya dengan tidur.
Tgk. Ibrahim Woyla juga bisa mengetahui perilaku seseorang dan seringkali orang yang menemui beliau dibacakan kesalahannya untuk di perbaiki. Sebelum terjadinya tsunami , Abu Ibrahim yang pernah mengatakan ''air laut bakal naik sampai setinggi pohon kelapa , nyatanya benar di Aceh terbukti tsunami. Posisi tidur Abu Ibrahim yang dianggap aneh ( melengkung / meukewien ) ucapannya sedih melihat manusia banyak seperti hewan serta mengatakan dunia ini sudah semakin sempit dan masih banyak cerita gaib yang menjadikan ulama kharismatik ini selalu dicari -cari hanya untuk dimintai berkahnya.
Tokoh kharismatik ini wafat pada Juli 2009 lalu, dalam usia 90 tahun di kediamannya di Desa Pasi Atceh, Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat dan dikebumikan tak jauh dari rumahnya. Ribuan pelayat memberinya penghormatan terakhir.Lahumul faatihah!.... (mkf/NU Online)

1 komentar:

supriady mengatakan...

ass...
Saya juga sangat mengenal tgk.ibrahim woyla.
Stelah kepergian Beliau ke rahmatullah, saya sangat merasa kehilangan.

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!