23.3.14

DI BALIK PEMUSNAHAN SITUS SITUS BERSEJARAH DI MEKAH DAN MADINAH

SITUS PENINGGALAN ISLAM DI ARAB SUDI PUNAH

MEKKAH — Beberapa situs paling suci bagi umat Islam, Mekkah, di
Arab Saudi terancam punah. Pemerintah Kerajaan di Riyadh setuju
dengan pembangunan Masjidil Haram menjadi kawasan
megapolitan. Akibatnya, beberapa peninggalan sejarah Rasul
Muhammad saw dinyatakan hilang.
The Independent baru-baru ini mengatakan upaya penyulapan
kawasan Masjidil Haram menjadi kawasan elitis telah berlangsung
sejak sepekan lalu.
Sebuah dokumentasi yang dilansir beberapa media internasional
menunjukkan aktivitas pengerukan tanah di sebalah timur Ka’bah.
Jejeran eskavator melubangi lahan dan membumihanguskan
beberapa situs-situs bersejarah umat Islam.
Dikatakan, situs yang telah hancur adalah tempat Rasul Muhammad
mengawali perjalanan Isra’ Mi’raj (620 M). Situs lain yang ikut
dihancurkan adalah kolom peninggalan Dinasti Ottoman dan Dinasti
Abbasiyah.
Di tempat-tempat tersebut, dikatakan menyimpan segudang
peninggalan kejayaan Islam berupa dokumentasi kaligrafi (seni
menulis ayat-ayat suci Al-quran) tertua di dunia. Tempat-tempat
yang babak belur itu juga mengandung sejarah bagi masa
Khulafaur Rasyidin (632 – 661 M).
Press Television mengatakan, Kerajaan Saudi mengklaim
penghancuran situs-situs tersebut adalah bagian dari rencana
pembangunan multi-miliar dolar. Pembangunan dikatakan untuk
peningkatan kapasitas peziarah yang singgah ke Masjidil Haram.
Raja Saudi Abdullah juga menunjuk ulama Wahabi dan Imam
Masjidil Haram, Abdul Rahman al-Sudais sebagai penanggungjawab
pembangunan kali ini. Tercatat dalam kesepakatan, konsorsium
bernama Binladin Group adalah sebagai pemenang tender
pembangunan tersebut.
Binladin Group adalah salah satu anggota utama dalam lingkaran
ekonomi terbesar di Arab Saudi. Konsorsium itu dikatakan menjadi
pintu lebar bagi investor asing yang hendak menanamkan
modalnya di Tanah Arab.
Binladen Group juga menjadi kontraktor utama perluasan kompleks
Masjid Nabawi di Madinah pada 2012 lalu. Pemerintah Kerajaan
Saudi memang gemar meremajakan kompleks Masjidil Haram dan
Masjid Nabawi di Madinah.
Saban tahunnya, miliaran dolar digelontorkan untuk ekspansi dan
perluasan. Kerajaan berdalih ekspansi tersebut adalah untuk
peningkatan layanan dan daya tampung peziarah.
Memang, saban tahunnya jutaan umat muslim melangsungkan
ritual keagamaan wajib di Makkah dan Madinah . Perluasan
diperlukan lantaran semakin membludaknya jumlah jemaah.
Tahun lalu, pembangunan dan perluasan di Masjid Nabawi, sempat
mendapat kecaman luas dari kelompok muslim dunia. Sebab
konsorsium ini menyulap rumah Rasul Muhammad di kompleks
masjid sebagai toilet umum.
Makam manusia tersuci bagi Umat Islam itu juga pernah terancam
akan dibongkar untuk tujuan serupa. Bagi keluarga kerajaan dan
Wahabi, situs-situs relijius tersebut berpotensi melunturkan nilai-
nilai keagamaan, dan mendekati kemusyrikan.
Direktur Islamic Heritage Research Foundation,  Irfan al-Alawi,
mengatakan Kerajaan Saudi melakukan kecerobohan dalam
pembangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Perluasan
kawasan semestinya tidak menjadikan situs-situs sejarah tersebut
sebagai objek penghancuran.
Kata dia, penghancuran tiga situs penting Umat Islam kali ini adalah
langkah signifikan menuju penghancuran situs-situs Islam
berikutnya. Al-Alawi menuding Kerajaan Saudi sedang menghapus
catatan sejarah Umat Muslim.
Kritikus sejarah peradaban islam lainnya mengatakan,
penghancuran situs-situs Islam adalah penghinaan. Press
Television menggolongkan aktivitas penghancuran tersebut sebagai
bagian dari agenda terselubung untuk menghilangkan rekam
sejarah agama samawi terbesar ini.
REPUBLIKA.CO.ID, - Reporter : Bambang Noroyono -
Redaktur : Damanhuri Zuhri - Sumber : the independent / press
televison
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
mancanegara/13/03/17/mjt7q7-situs-sejarah-islam-di-
makkah-punah

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!