26.9.13

Habib Munzir pernah ditanya tentang PKS, apa jawabannya ?

Disebuah forum online Majelis Rasulullah, Mei 2008, Habib Munzir bin
Fuad Al-Musawa pernah ditanya oleh simpatisan PKS tentang Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dan Wahhabi.
Pimpinan Majelis Rasulullah itu memberikan tanggapan bahwa PKS banyak dihuni oleh
kaum Anti-Maulid (non-Aswaja) , akan tetapi PKS mulai merubah keadaannya dengan dekat
pada kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Namun, menurut pengamat politik
Aswaja, PKS melakukan itu hanya bentuk manuver politik semata.
"Rahmat dan Anugerah Nya swt semoga selalu menerangi pada hari hari anda. Saudaraku
yg kumuliakan, Pks banyak dihuni para kaum anti maulid, namun akhir akhir ini pks
merubah keadaannya menjadi bermasyarakat dengan aswaja, dan banyak pula kaum anti
maulid meninggalkan pks sebab mereka banyak merangkul para habaib dan ulama, namun
sebagian pengamat politik aswaja tetap mengatakan bahwa pks hanya berpolitik demikian,
dan jika mereka berkuasa maka mereka akan kembali dengan akidahnya, karena mereka
memakmurkan para ustaz yg mengajarkan fiqih yg tidak berpegang pada satu madzhab,
dan ajaran tauhid ilahiyah yg bertentangan dengan aswaja. Demikian pro dan kontra atas
pks, namun pribadi saya sendiri berlepas diri dari segala permasalahan politik. Demikian
saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita cita, semoga dalam kebahagiaan
selalu. Wallahu a'lam", tulis Habib Munzir.
Terkait manuver politik PKS, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Adnan Anwar juga pernah
mengingatkan supaya warga NU berhati-hati kepada manuver politik simbolik seperti yang
dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Wasekjen PBNU mengatakan hal itu dalam menanggapi Presiden PKS, Anis Matta yang
berziarah dan tahlilan ke makam Sunan Kalijaga pada April 2013. Ia menilai Anis Matta,
lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), sebuah lembaga di bawah
naungan Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa'ud Riyadh Saudi Arabia melakukan
manuver politik.
“Itu politik pengelabuan!” tegas Adnan di gedung PBNU, Jakarta, Rabu, beberapa bulan lalu
(3/4/2013).
Adnan menambahkan, politikus PKS itu melakukan amalan warga NU, tujuannya hanya
meraih simpati dan mendulang suara di saat citra PKS rusak. Karena partai yang mengaku
islami tersebut dilanda skandal korupsi yang melibatkan presiden partainya.
Habib Munzir Berharap Paham Wahhabi Sirna
Habib Munzir bin Fuad Al Musawa juga mengatakan bahwa hubungan dirinya dengan
Titaful Sembiring (tokoh PKS) baik dan saling menghadiri undangan masing-masing.
Habib Munzir juga menegaskan bahwa parpol manapun yang mengundang selama untuk
tujuan baik, ia akan hadir. Akan tetapi ia mengaku tidak ikut campur dengan urusan dunia
politik.
"Kita tetap bersih dari politik, parpol manapun mengundang saya saya akan hadir jika untuk
hal yang baik." tegasnya.
"Kita berharap faham wahabisme di dunia sirna dengan kebangkitan aswaja, karena faham
faham sesat diizinkan oleh Allah muncul berkembang demi memancing bangkitnya
muslimin dan ulama untuk membenahi kebenaran dan kemuliaan islam" tambahnya. (*)
Redaktur : Ibnu Mansyur
Sumber : Majelis Rasulullah.org (24/5/2008), NU Online (3/4/2013) / Ilustrasi Foto
(Antarafoto.com ) : Safari Presiden PKS beserta rombongan di Ponpes Tebuireng,
Jombang, Jawa Timur.(berita:muslimedianews)

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!