Pasca terkuaknya skandal korupsi impor
daging sapi yang melibatkan Presiden Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) Lutfi Hasan Ishaq, diskusi mengenai
partai yang bersangkutan begitu ramai, utamanya di dunia
maya (internet). Di bawah ini adalah kumpulan
pernyataan beberapa pendiri Partai Keadilan yang
merupakan cikal-bakal Partai Keadilan Sejahtera, yang
banyak dishare di jajaring sosial FB.
- Mashadi
Mantan pendiri Partai Keadilan (PK),
Mashadi mendesak
para elit tinggi PKS untuk segera mendeklarasikan diri
pembubaran PKS.
Sebab pasca kasus korupsi daging impor sapi yang
menjerat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq
membuat malu kader PKS di seluruh Indonesia.
“Dengan kejadian itu (kasus korupsi Luthfi) harusnya PKS dapat segera mendeklarasikan
pembubaran partai,” tegas Mashadi di Jakarta, Minggu (03/02/2013).
Mashadi menjelaskan bahwa apa yang sudah terjadi terkait kasus korupsi yang menimpa PKS
ini sudah merupakan kehancuran total.
“Bukan hanya itu kami juga harus menanggung beban sejarah akibat dari tindakan yang mereka
lakukan dan ini tidak bisa dihapus satu atau dua generasi,” cetusnya.
Terlebih, kata Mashadi, ini akan menjadi beban bagi seluruh umat islam akibat tindakan mereka.
“Bagaimana sebuah gerakan dakwah yang mereka lakukan itikad politik hasilnya tidak jadi
teladan bagi umat islam,” pungkasnya.
Sumber: http://www.centroone.com/news/2013/02/1r/pendiri-pk-ingin-pks-dibubarkan/
-
K.H. Yusuf Supendi, Lc.
Pendiri Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Yusuf Supendi, miris dengan ditetapkanya Presiden PKS
Luhfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Yusuf mengatakan, dengan adanya kasus ini semakin membuat masyarakat tak percaya lagi
terhadap PKS yang mengusung citra sebagai partai dakwah. Menurutnya, tak ada gunanya PKS
berdiri. Dia secara tegas mengusulkan agar PKS gulung tikar untuk kembali berdakwah saja.
“Dengan kasus ini kader yang objektif tambah tidak yakin dengan elite PKS. Kemudian khalayak
ramai tambah tidak percaya, mau ngapain lagi sih? Lebih baik PKS gulung tikar kembali ke
habibatnya berdakwah saja, daripada disetir politik,” ujar Yusuf saat berbincang dengan
Okezone, Kamis (31/1/2013).
Menurut Yusuf, untuk apa partai dilanjutkan jika hanya membuang-buang biaya yang tak sedikit
jumlahnya. ”Untuk apa kalau tambah parah, biaya besar, kerugian tambah besar? Kalau begini
bisa punah. Rakyat tambah pintar kok. Kampung-kampung saja sudah pada tahu,” tuturnya.
Yusuf mengakui bahwa PKS sudah lama ditinggalkan pendukungnya secara perlahan-lahan.
Dia
mencontohkan dalam kasus Pemilukada di Banten, dimana suara PKS hilang dua per tiga. Hal
yang sama juga terjadi di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan empat tersangka dalam kasus dugaan penerimaan suap
impor daging sapi. Mereka yaitu Presiden PKS yang juga anggota Komisi I DPR, Luthfi Hasan
Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, serta dua direktur PT Indoguna, yakni Arya Abdi
Effendi dan Juard Effendi.
Arya dan Juard sebagai pemberi suap diduga melanggar Pasal 5 ayat 1 atau Pasal 13 Undang-
Undang nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana.
Sementara Ahmad dan Luthfi diduga melanggar Pasal 12 a atau b, atau Pasal 5 ayat 1 dan 2,
atau pasal 11 Undang-Undang nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal
55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Sumber: http://news.okezone.com/read/2013/01/31/339/754374/yusuf-supendi-pks-
baiknya-gulung-tikar
- Drs. Abu Ridho, A.S.
“Perilaku politisi dan petinggi PKS sudah berubah dari cita-cita awal pendiriannya,” ujar Abu
Ridho kepada INILAH.COM, Jumat (18/3/2011).
Menurut Abu Ridho, beberapa elit PKS saat ini sudah berubah menjadi pragmatis. Hal ini telah
menjadi persoalan internal yang lama diperdebatkan di internal PKS.
Sumber: http://www.inilah.com/read/detail/1335532/abu-ridho-benarkan-elite-pks-sudah-
melenceng
-
Syamsul Balda, S.E., M.M.
“Dulu motif kita mendirikan PK itu karena ideologinya Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,
namun semua telah berubah. PKS sekarang adalah partai yang sangat pragmatis yang hanya
mencari jabatan, uang dan kekuasaan saja. Masyarakat tidak buta mengenai hal itu,” kata
Syamsul.
“Pimpinan PKS mengatakan PKS tidak akan memperjuangkan syariat Islam, inikan berbeda
dengan PK. Artinya ada perbedaan ideologi, dan PKS sekarang pragmatis. Jadi stategi politik PK
dan PKS pun berbeda,” katanya.
Syamsul Balda mengaku prihatin dengan kondisi PKS sekarang yang dihuni kader-kader
pragmatis, yang menyebabkan banyaknya tudingan masyarakat bahwa PKS telah menjual
agama untuk kepentingan politik dan kekuasaan saja.
“Kita minta kader PKS sekarang agar dalam berpolitik tidak lagi menggunakan jargon-jargon
Islam, karena masyarakat akan terkelabui dengan politik santun PKS,” katanya.
Mantan Wapres PK ini menegaskan, apa yang disampaikan Yusuf Supendi selaku pendiri PK/
PKS terhadap prilaku elit-elit PKS sekarang benar adanya.
“Saya yakin dia menyatakan seperti itu bukannya tanpa dasar, karena dia tentunya tahu ada
konsekuensi hukum, jika itu bohong. Semuanya ada bukti-bukti-nya,” katanya.
Sumber: http://www.batamtoday.com/berita2433-Kebobrokan-PKS-Terus-Diungkap-
Kadernya-Sendiri.html
- Mutammimul Ula, S.H.
“PKS memerlukan ketokohan yang kuat. Ini kritik yang saya sampaikan kepada teman-teman
PKS di pusat. Hilangkan prilaku yang dapat mengundang prasangka negatif. Saya saja tidak
berani satu mobil dengan perempuan yang bukan istri saya atau keluarga saya. Takut orang
berprasangka lain,” paparnya.
Sumber: http://forum.detik.com/pks-dikiritik-kadernya-t426957.html
1.6.13
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar