15.5.10
Menilik Koleksi cantik Sepeda antik Haji Warso
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Sabtu, Mei 15, 2010
Pemandangan Kota Pemalang setiap Sabtu dan Minggu pagi selalu dihiasi warga yang melakukan olahraga bersepeda.tak sedikit pula dari mereka yang menggunakan sepeda antik jenis onta.
Ada komunitas tersendiri untuk mendapatkan sepeda antik semacam ini,banyak di antara para penggemar sepeda antik maupun olahraga sepeda ontel ini adalah pejabat Pemkab Pemalang.Pada masa lalu mereka pernah diledek pejabat lainnya karena saat itu tren hobi untuk pejabat adalah mengendarai motor gede.
Selain para pejabat tadi ada juga warga lain yang berlatar belakang swasta. Salah satunya adalah pengusaha nasi grombyang Haji Warso yang akrab dipanggil Kaji Warso.
Selain menggeluti olahraga sepeda ontel dan bergabung dengan komunitasnya, bapak yang sering mengendarai Honda Jazz warna merah ini juga seorang kolektor. Sepeda-sepeda tuanya dipajang di showroom -nya di Jl. RE Martadinata, Pemalang, atau dari alun-alun ke utara tepat di depan warung Grombyang Haji Warso.
Ada puluhan sepeda onta buatan Belanda dan Inggris di sana. "Kalau tahunnya saya tidak hapal, saya lebih paham serinya. Di sini ada Gazelle seri 10 dan seri 11 , kemudian Raleigh, Simplex, Batavus, dan lainnya," terang Haji Warso. Karena tergolong barang antik, harganyapun dibanderol mahal. Jauh lebih mahal dari motor baru 125 cc buatan Jepang.
Contohnya Gazelle seri 11 yang harganya mencapai 20 juta. Sedangkan yang seri 10 dibandrol 15 juta. Namun demikian ada juga yang terjangkau untuk kantong kecil seperti merek Batavus yang 'hanya' berharga sekitar Rp 4 juta dan Mongles Rp 2 ,5 juta.
Haji Warso mulai mengoleksi sepeda antik ini sejak tiga tahun lalu.
Menurut penuturannya, sepeda-sepeda tersebut ia dapatkan dari pemilik lamanya langsung. Biasanya orang-orang tersebut mendatangi showroom Haji Warso dan menjual sepedanya karena membutuhkan uang.sementara pembeli yang datang kebanyakan dari luar Pemalang, seperti Brebes, Pekalongan, Batang dan Semarang.
Sepertinya,warung Grombyangnya pak Warso juga menjadi sarana promosi yang tepat untuk menjajakan sepeda antiknya. Kebanyakan konsumen mengetahui kalau dirinya menjual sepeda antik setelah menikmati panasnya nasi grombyang.
Bapak yang juga suka naik motor trail ini mengaku punya alasan tersendiri dalam menggeluti hobi tersebut.Selain kepuasan karena setiap hari mengelus-elus barang antik, bersepeda juga membuat tubuhnya tetap sehat dan pikirannya segar.
Sepeda-sepeda yang ia jual onderdilnya dijamin masih asli. Hanya ban saja yang buatan pabrik Indonesia. "Kalau ada yang punya ban sepeda Batavus asli, saya berani beli mahal," kelakarnya. (PemalangpostDotCom)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar