16.5.10
PCNU Surabaya Bertekad Bangkitkan NU di Semua lini.
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Minggu, Mei 16, 2010
Membangkitkan, mengembangkan,bahkan melakukan koordinasi terhadap semua program NU, mulai dari tingkat Cabang, Majelis Wakil Cabang hingga ranting NU, bukanlah hal yang mudah. Sebab,untuk menggerakkan semua ini diperlukan kerja sama semua pengurus di semua tingkatan.
Nah,untuk mewujudkan semua ini, Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, Drs Ec Ahmad Saiful Chalim AR, yang belum lama ini terpilih untuk kedua kalinya, akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua pengurus di semua lini, dengan terjun langsung (turba) ke MWC maupun ranting. “Kita akan terus optimalkan koordinasi dan komunikasi dengan semua MWC dan ranting,” kata cucu KH Ridlwan Abdullah itu.
Tidak tanggung-tanggung, ikhtiar untuk menghidupkan kembali NU mulai tingkatan MWC hingga Ranting NU, dilakukan pria kelahiran Surabaya pada 1963 ini secara estafet. “Semua MWC dan ranting kami dorong dan kami dampingi untuk menghidupkan semua kegiatan NU yang belum berjalan. Jadi, tidak hanya kegiatan rutinnya yang kami tingkatkan, tapi program kerja juga harus dijalankan,” ungkap Gus Siful panggilan akrab Achmad Saiful Chalim AR ketika ditemui di kediamannya, Jl Kawatan I/4 Bubutan Surabaya.
Ketua PCNU Surabaya yang berpasangan dengan KH Dzulhilm (Rais Syuriah PCNU Surabaya) itu juga bertekad terus melakukan perbaikan manajemen dan SDM kepengurusan semua tingkatan ( PCNU, MWC NU, dan Ranting).
Hal itu ditempuh, mengingat banyak MWC ataupun ranting NU di Surabaya yang vakum, karena manajemen organisasinya tidak tertata dengan rapi. Misalnya tugas dan wewenang yang selalu tumpang-tindih.
Untuk itu, Gus Siful bersama semua pengurus PCNU (Tanfidziyah dan Syuriyah) yang lain bertekad terus melakukan penataan dengan model pendampingan. “Dengan begitu, semua manajemen organisasi bisa berjalan dengan baik. Dan NU dapat berkembang,” ujar Gus Siful yang masa pendidikannya dihabiskan di Surabaya.
Menurut suami Hj Sukesi ini, meningkatkan kinerja dan membangkitkan NU Surabaya bukanlah tugas yang mudah. Sebab,untuk mewujudkan hal itu, waktu yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Karenanya, kemungkinan 2015 semua program, manajemen, dan SDM bisa berjalan sesuai dengan harapan semua warga NU. “Untuk meningkatkan kinerja dan membangkitkan NU di Surabaya itu tidaklah mudah. Paling tidak 5 tahun baru kelihatan,” tambah bapak tiga anak yang mulai menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Surabaya sejak tahun 2005 dan terpilih kembali di periode 2010-2015 ini.
Meski demikian, Gus Siful mengatakan, semua itu tidak lepas dari peran serta Rais Syuriah untuk terus memberikan masukan untuk perkembangan NU ke depan. “Semua ini yang menentukan adalah Rais Syuriah. Kalau ngomong makna NU, artinya kan kebangkitan ulama. Ulamanya NU itu kan Rais,” kata Penasihat Ikatan Kerukunan Umat Beragama (IKUB) Jawa Timur itu.
Sedangkan untuk program rutin yang kini sedikit demi sedikit mulai hilang, Gus Siful berharap teratasi dengan agenda turba.Dengan turba, diharapkan terjadi perbaikan manajemen, administrasi, dan kinerja kepengurusan NU di semua lini. Dengan begitu, semua kegiatan rutin atau amaliah yang selama ini dimiliki NU tidak terkikis. “Alhamdulillah, saat ini semua program rutinan atau amaliah NU di Surabaya masih tetap terjaga. Selain itu, program yang lain seperti program sosial juga terus meningkat,” ungkap Lulusan S1 STIESIA Surabaya tahun 1976 ini.
Untuk itu, semua pengurus PCNU Surabaya ke depan diminta membesarkan NU bukan hanya secara jamiyyah tapi juga secara jamaah. “Setiap memberikan pengarahan di MWC dan Ranting selalu saya ingatkan supaya setiap ada kegiatan mengajak masyarakat,” katanya. Untuk yang tidak memiliki tempat untuk kegiatan, ia menyarankan menempatkan kegiatan itu di masjid yang amaliahnya sama dengan amaliah NU. “Ini juga sekaligus untuk mengembalikan masjid sesuai dengan fungsinya,” tegas Gus Siful.
Pengembangan NU ke depan, menurutnya, tidak terlepas dari dukungan semua pihak, terutama warga NU sendiri. Misalnya dengan terus menjaga budaya ke-NU-an dan amaliah nahdliyah. “Semua warga nahdliyin harus turut serta mengembangkan amaliah NU. Seperti Yasinan, tahlilan, manaqiban, dibaiyah, lailatul ijtima’ dan amaliah yang lain harus terus terjaga,” kata Gus Siful sekaligus mengingatkan warga NU agar tidak terpancing dengan kelompok lain yang memiliki amaliah yang tak sama seperti milik NU.(DUTAmasyarakat.Com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar