2.6.10
KIAI SAID : Ibadah,Tidak Bisa Tanpa Ijma' dan Qiyas
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Rabu, Juni 02, 2010
Orang boleh saja beranggapan dalam hidup dan menjalankan ibadah cukup berpedoman kepada Al Qur'an dan as Sunnah saja, karena kedua pegangan itu yang murni dari Rasulullah, sedangkan lainnya seperti IJMA' dan QIYAS tidak mereka gunakan karena bukan dari Rasulullah.
Akan tetapi yang perlu diketahui,berpedoman kepada Al Qur'an dan As Sunnah saja kita tidak akan dapat menjalankan ibadah seperti sekarang ini. Contohnya, Al Qur'an di zaman Rasulullah tidak seperti apa yang ada sekarang ini, demikian pulan cara beribadah tidak satu haditspun yang menjelaskan secara detail tentang syarat dan rukun sholat, semua itu dijelaskan oleh para ulama setelah Rasulullah dan sahabat meninggal, dan detailnya terdapat dalam Ijma' dan Qiyas.
Demikian dikatakan Ketua Umum PBNU Prof. DR. KH. Said Agil Siradj MA sebulan lalu dalam acara pengajian umum peresmian pembukaan Pesantren Putri Syafi'i Akrom Kota Pekalongan Minggu Malam (20 / 5).
Dikatakan, mereka yang berteriak-teriak bahwa mengamalkan ajaran Islam selain apa yang telah diterangkan dalam Al Qur'an dan As Sunnah adalah bid'ah, tetapi mereka tidak paham, sesungguhnya mereka bisa baca Al Qur'an dan bisa mengerti mana hadist asli dan mana hadits palsu, semua itu karena hasil karya para ulama.
Maka,berbahagialah warga Nahdlatul Ulama bisa mengamalkan ajaran islam dengan benar dengan tetap berpedoman kepada ajaran ahlus sunnah wal jama'ah, ujarnya.
Para ulama terdahulu, ujar Kang Said panggilan akrabnya, telah menciptakan berbagai metode dan disiplin ilmu yang sangat bermanfaat bagi perkembangan zaman.Tidak saja dalam ilmu agama, akan tetapi ilmu kedokteran, filsafat, sosilogi serta ratusan ilmu ilmu lainnya telah dilahirkan oleh para Ulama yang saat ini dipelajari oleh kalangan barat. Dan apa yang telah mereka ciptakan, tidak ada di zaman Rasulullah,apakah semua itu juga disebut bid'ah yang sesat ? Tentu saja tidak, karena sesungguhnya bagi mereka yang menganggap bid'ah sekalipun,saat ini banyak yang menggunakan dan mempraktekkannya.
Ketua Umum PBNU hasil Muktamar di Makassar itu mengajak kepada warga nahdliyyin untuk tidak mudah terprovokasi oleh berbagai bujuk dan rayuan. Karena saat ini sedang dilakukan upaya rayuan secara sistematis dan terorganisir,maka pendirian pesantren putri Syafi'i Akrom patut kita sambut dengan gembira, karena lembaga pesantren seperti ini mengajarkan kepada para santrinya untuk tetap santun,jujur dan berakhlaq mulia. (iz)http://nubatik.net
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar