1.6.10

Saat Pahala dan Dosa Saling Gencet di Internet

Kita sebagai muslim yang taat harus sadar
bahwa kemajuan apa pun yang telah dicapai di bidang
teknologi jangan sampai melalaikan diri kita dalam
beribadah kepada Allah. Kita harus tetap
mempertimbangkan baik buruknya perbuatan yang telah
atau akan kita lakukan dengan internet itu. Sebab,
teknologi itu sifatnya netral. Bisa digunakan untuk
kebaikan. Tapi, dapat pula dipakai untuk kejahatan.
Misalnya, ahli energi nuklir sudah mampu mengembangkan
pemanfaatan nuklir untuk pembangkit tenaga listrik,
energi panas, dan sebagainya. Namun, ada pula yang
menggunakan kemajuan pernukliran itu dengan
menyalahgunakannya untuk membuat senjata pemusnah
massal dalam bentuk senjata nuklir.
Demikian juga internet. Kita bisa memanfaatkannya
untuk media dakwah secara tertulis maupun dalam
bentuk video dan audio. Kita dapat mengirimkan
karya tulis ke berbagai media massa di seluruh
penjuru dunia dengan layanan e-mail. Gratis pula!
Naskah kita pun bisa sampai ke komputer redaksi
media massa yang nun jauh di sana hanya dalam
hitungan detik. Kita pun bisa menjalin hubungan
internasional dengan orang-orang di mancanegara.
Kita bisa memperoleh informasi terbaru dari berbagai
belahan dunia dari situs-situs yang menyediakan berita.
Kita bisa pula menggali ilmu pengetahuan dan penemua di
bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), kesehatan,
dan lain-lain. Masih banyak lagi nikmat internet yang bisa
kita reguk pada setiap saat dan kapan pun kita mau.
Itulah anugerah Allah yang Maha Pemurah kepada umat
manusia dalam bentuk internet. Alhamdulillaah!
Di sisi lain, internet juga menyimpan bongkahan
keburukan. Karena sifatnya yang tanpa batas,
internet bisa dijadikan ajang obral informasi mesum
dan gambar-gambar porno. Bisa juga untuk
menyebarluaskan berbagai modus operandi kejahatan.
Misalnya, panduan cara meracik dan membuat bom,
membobol bank dan kartu kredit, dan sebagainya.
Subhaanallaah!
Jadi, pada akhirnya, baik buruknya pemakaian internet tergantung pada niat pemakainya. Di internet, tidak ada
pilih kasih antara yang baik dan yang buruk. Tidak ada
seleksi mana yang berpahala dan yang menimbulkan dosa.
Tak ada filter mana yang haq (benar) dan yang baathil
(buruk). Mau yang baik, ada. Ingin yang buruk, juga
tersedia. Baik dan buruk saling mendesakkan satu sama
lain. Pendek kata, pahala dan dosa keadaannya saling
gencet di internet.
Nah, sebagai orang yang menganut agama Islam dan
memegang teguh tali Allah, kita harus selalu ingat
firman Allah s.w.t. dalam Al Quran, surat Az Zalzalah,
ayat 7 dan 8. Di situ, Allah berfirman, “Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, dia akan
melihat (balasan)nya pula.” Artinya, apa pun yang kita
lakukan, pasti kita akan memperoleh balasannya. Maka,
kalau kita mempergunakan internet dengan niat baik dan
kita laksanakan dengan baik pula, pasti Allah akan
menganugerahinya pahala. Sebaliknya, jika menyalahgunakan
internet untuk kemunkaran, maka pasti pula Dia akan
menghukum kita dengan beban dosa. Pahala dan dosa kita
berinternet akan ditimbang-Nya dengan sangat adil walaupun
seberat dzarrah atau atom sekali pun!
Biar pun pahala dan dosa saling gencet di internet,
Allah harus tetap di hati kita dengan lengket. Kita harus
tetap mempergunakan parameter yang Allah tetapkan dalam
menentukan baik buruknya dalam berinternet. Patokan dasarnya
sudah ada, yaitu kita harus berniat untuk berbuat
baik dalam berinternet serta melaksanakan niat baik
itu selama berselancar dalam internet. Kita memang
dituntut lincah berbelok, bahkan menikung tajam,
tatkala bersurfing di internet. Itulah gunanya hati
kita lengket dengan Allah yang merupakan kendali
terbaik dalam menuntun diri kita selama berinternet.
Jadi, kesimpulan akhirnya, kalau bisa memetik pahala
berlimpah dengan mudah, buat apa bersusah payah
menuai dosa dari internet?

Penulis : Saiful Ashad*
www.lirboyo.com

0 komentar:

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!