26.4.10
HUMOR GUS DUR :
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Senin, April 26, 2010
MENEBAK USIA MUMMI
Ini cerita Gus Dur beberapa tahun yang lalu, menyentil kesewenang-wenangan aparat sewaktu jaman orde baru.
Cerita tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir.puluhan negara diundang oleh pemerintah sana untuk mengirimkan tim ahli phaleoantropologinya yang terbaik,termasuk Indonesia.
Tapi, pemerintah Indonesia lain dari yang lain, (namanya juga jaman orde baru yang waktu itu masih bergaya represif misal banyaknya penculikan para aktivis).Makanya pemerintah Indonesia mengirimkan seorang aparat yang merupakan komandan garnisun.
Tim Perancis tampil pertama kali, membawa peralatan mutakhir, ukur sana ukur sini, catat ini dan itu, kemudian menyerah tidak sanggup.
Pakar mumi dari Amerika perlu waktu yang lama,tapi taksirannya keliru menurut dewan juri.
Tim sejarah dari Jerman menyatakan usia mumi itu tiga ribu dua ratus tahun lebih sedikit, juga salah.
Tim ahli purbakala dari Jepang juga menyebut di seputar angka tersebut, juga salah.
Giliran peserta dari Indonesia maju, Pak Komandan ini bertanya pada panitia, bolehkah dia memeriksa mumi itu di ruangan tertutup . "Boleh, silahkan," Jawab panitia.
Lima belas menit kemudian, dengan hanya membawa tongkat dan tubuh berkeringat,pak komandan itu keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri.
"Usia mumi ini adalah lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan tujuh hari," Katanya dengan lancar, tanpa keraguan sedikit pun.
Sontak ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran dan kagum.Jawaban itu tepat sekali ! Bagaimana mungkin pakar dari Indonesia ini mampu menebak dengan tepat dalam waktu sesingkat itu ???
hadiah pun diberikan. Ucapan selamat mengalir dari para peserta, pemerintah Mesir, perwakilan negara-negara asing dan sebagainya dan sebagainya.Pemerintah Indonesia pun bangga bukan kepalang.
Menjelang pak komandan hendak kembali ke Indonesia, Pak komandan dikerumuni beberapa wartawan dalam dan luar negeri di lobby hotel.
"Anda luar biasa," kata para wartawan "Bagaimana cara anda tahu dengan persis usia mumi itu?"
Pak komandan dengan enteng menjawab,"saya gebuki, ngaku dia."
ORANG NU GILA
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU .
“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
ORANG NORMAL
BAGI John F Kennedy, jabatan presiden merupakan pekerjaan termulia. Sebab dalam pandangannya, politik itu sendiri adalah kerja mulia. Lain halnya dengan Billy Carter, adik kandung bekas presiden Jimmy Carter.
Menurut Gus Dur, Billy Carter memiliki usaha pompa bensin. Kalau pas ada waktu senggang, biasanya ia suka bersantai dengan beberapa temannya sambil menikmati bir atau minuman lain kegemarannya.
Pokoknya ia prototipe "orang biasa" di tingkat terbawah kehidupan politik Amerika Serikat. Karenanya ia pun punya penilaian sendiri tentang perubahan besar dalam kehidupan kota tempat tinggalnya.
Pada tahun 1976, abangnya, Jimmy Carter, mencoba mencalonkan diri sebagai presiden. Di masa santer-santernya kampanye Carter berlangsung, Billy pun tak luput dari kejaran wartawan yang ingin tahu lebih jauh tentang keluarga besar Carter. Wartawan yang memergokinya langsung bertanya, bagaimana sesungguhnya kondisi keluarga Carter?
Kemudian Billy menjawab, "Ibuku sudah lebih tujuhpuluh tahun umurnya, ketika ia mendaftarkan diri masuk Korps Perdamaian sebagai juru rawat di India untuk dua tahun. Kakak perempuanku senang naik sepeda ke mana-mana, sampai keluar negara bagian yang luas ini. Kakak perempuanku yang satu lagi menjadi pengabar Injil, padahal tadinya ia ratu kecantikan.
"Sekarang, abangku ingin jadi presiden. Nah Anda bisa lihat, akulah satu-satunya orang yang normal dalam keluarga ini."
MERDEKANYA JATUH !
Ketika menghadiri acara komedi politik di sebuah stasiun televisi swasta, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berkelakar tentang masa kemerdekaan dulu.
Gus Dur pada saat itu bercerita mengenai penyambutan yang luar biasa terhadap Presiden RI Soekarno ketika mengunjungi sebuah desa.
Karena masa itu masih masa kemerdekaan, setiap orang yang berjejer di pinggir jalan membawa bendera yang diikat di batang bambu, sambil berteriak "Merdeka!!!"
Lalu, ada seorang nenek-nenek yang melihat bendera seorang anak sekolah dasar yang jatuh. Seketika itu juga si nenek bilang kepada anak kecil itu "Nak, merdekanya jatuh tu."
GELAS LILIN
Saat tengah menemani anaknya belajar Fisika, Gus Dur berusaha untuk menjelaskan banyak hal kepada anaknya itu. Untuk mengetes kemampuan ayahnya, iseng anak itu memberi pertanyaan kepada Gus Dur.
Anak: "Pak, saya ada pertanyaan."
Gus Dur: "Apa?"
Anak: "Sebuah lilin yang menyala jika ditutup dengan gelas, kemudian lilin tersebut mati. Hal itu membuktikan apa???"
Gus Dur: "Itu tandanya tidak ada udara di dalam gelas itu."
Anak: "Salah!"
Gus Dur: "Loh, terus apa?"
Anak: "Itu membuktikan bahwa kita kurang kerjaan ..."
NYI RORO KIDUL DIPAKSA BERJILBAB
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen yang sudah mendukung acara Kongkow Bareng Gus Dur (KBGD) sehingga dapat mengudara kembali pada di Yogya TV pada Jumat (05/10/2007) pukul lima sore setelah sebelumnya didemo oleh FPI agar tayangan itu dihentikan.
"Sri Sultan Hamengkubuwono X telah menyatakan agar tayangan itu diteruskan saja. "Kalau mereka (FPI, red.)tidak terima, diadukan saja ke pengadilan," beber Gus Dur yang mengenakan batik biru kala itu.
Gus Dur mengungkapkan telepon anggota FPI yang meminta tayangan KBGD dihentikan Yogya TV diawali dari banyolannya. "Kenapa ada gempa Bantul? Karena Nyi Roro Kidul dipaksa berjilbab oleh Habib Rizieq," jelas Gus Dur menceritakan leluconnya waktu itu.
Gus Dur menjelaskan lelucon itu berdasarkan sikap pemimpin FPI terhadap apapun yang dianggapnya salah. "Memang Habib Rizieq begitu," tegas Gus Dur.
Terhadap dukungan elemen sipil di Yogyakarta ini Gus Dur mempunyai komentar tersendiri. "Ini punya arti perkembangan Islam di Indonesia. Sikap zalim dengan satu pihak akan dihadapi dengan terbuka oleh pihak lain," imbuh Gus Dur.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar