30.7.10
Geliat Ponpes Ali Al Fuadiyah Desa Purana - Bantarbolang
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Jumat, Juli 30, 2010
Pondok Pesantren Ali Al Fuadiyah kini mulai menunjukan geliat sukses dalam memberikan pendidikan agama islam kepada santri putra dan putri di tengah kondisi zaman yang makin majemuk. Meskipun lokasi pondok jauh dari hiruk-pikuk kota namun nyatanya para santri begitu tekun dan istikomah dalam mencari ilmu di sana.
Barangkali ini yang menjadi cita-cita Kiai Muhammad Noor Fuad (36) pengasuh dan pendiri ponpes Ali Al Fuadiyah. Meskipun lokasinya sangat jauh dan terpencil di Dusun Purana Wetan Desa Purana Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang ternyata santri yang mencari ilmu agama islam sangat beragam. Para santri juga ada yang berasal dari luar pulau Jawa seperti lampung dan Kalimantan, mereka berbaur bersama santri-santri dari Jawa.
"Lokasi ponpes yang sunyi tak berarti kami diam dan pasrah saja dalam memberikan ilmu. Lokasi yang sepi justru menjadi tujuan para santri dari berbagai daerah untuk menimba ilmu di sini dengan istikomah. Bahkan tingkat penyerapan ilmu yang mudah diterima mereka karena lokasi Ponpes jauh dari hiruk pikuk aktivitas masyarakat maju." tegas Pendiri dan Pengasuh Ponpes Ali Al Fuadiyah, Kiai Mohammad Noor Fuad (36) seraya menambahkan, Ponpesnya dulu dibangun di atas lahan seluas 4 meter persegi.
Ia menambahkan, di Dusun Purana Wetan inilah sepulang menimba ilmu di Ponpes Lirboyo Jawa Timur, dirinya mengaktulaisasikan cita-citanya dengan penuh rendah hati.
Ia mengakui tidak meledak-ledak sebagaimana kebanyakan orang atau lembaga saat mendirikan Ponpes. Sehingga upaya untuk mewujudkan cita-citanya pun disambut oleh ulama dan tokoh masyarakat setempat. Sebagai awal di tahun 2001 maka dibangunlah sebuah rumah panggung yang pagarnya terbuat dari anyaman bambu di atas lahan 4 meter persegi.
Saat itu dia membina sbanyak 12 santri. Berawal dari sinilah tahun demi tahun banyak calon santri putra-putri mulai melirik ke Ponpes Ali Al Fuadiyah sebagai alternatif belajar pendidikan agama Islam. Dan sekarang ratusan lebih santri putra dan putri kini nampak tekun belajar di Ponpes Ali Al Fuadiyah.
Sepulang dari ponpes Lirboyo Jawa Timur tahun 2000 lalu, menurutnya, ada saalah satu amanat yang harus dipikul serta diwujudkan olehnya sebagai bentuk takzim terhadap sang guru besar, Almarhum KH H Agus Maksum (pengurus/pengasuh Ponpes Lirboyo). Guru besar ini wanti-wanti agar selepas menjadi santri Lirboyo hendaknya segera mengaktulaisasikan ilmunya di tengah masyarakat.
"Ya tentunya harus mengamalkan ilmu yang sudah didapat tanpa pamrih apapun. Maka kami kepada santri tidak pernah menerapkan tarif pendidikan yang mahal untuk bisa mewujudkan semua sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan di sini. Semua kami landasi dengan istikaroh, dan Alhamdulilah besar kecilnya Ponpes ini makin berkembang," tegasnya.
Ia menegaskan, mengingat santri tiap tahun bertambah banyak hal ini mau tak mau harus didukung sarana yang menunjang maka secara otonamtis Ponpes harus memiliki lahan luas dan sekarang lahan Ponpes ini seluas 1 hektar.
"Yang kedepannya akan dibangun sarana baru agar lebih menunjang semua aktivitas santri," katanya menambahkan Ponpes Ali Ali Fuadiyah menggunakan metode pembelajaran tarbiyah yang mengedepankan ilmu taklimun mutaqalimin kepada santrinya. Sehingga santri secara formal akan memperoleh pendidikan seperti kitab kuning, nakhu sorof, fiqih, tauhid, tarekh, hadus dan lain sebagainya. Selain pendidikan yang harus digeluti santri di atas, Ponpes juga memberikan pendidikan tambahan (ekstra kulikuler) seperti pencak silat, ilmu pengobatan/penyembuhan segala penyakit, dakwa dan Qiroati.
"Pendidikan ini dilakukan santri bahkan Ponpes tiap minggu menggelar lomba dan festival agar santri lebih memiliki kreativitas dan mengasah SDM (sumber daya masyarakat) santri karena mereka nanti akan terjun di tengah masyarakat yang majemuk dan santri harus mampu mengaktualisasikan kitab kuning." (embong sriyadi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar