7.8.10

LAILATUL IJTIMA' NU Ranting Petarukan Pemalang

Bertempat di musholla Nurulhuda Kapangsari Petarukan,Pemalang,Nahdlatul Ulama ranting Kelurahan Petarukan mengadakan Lailatul Ijtima' pada Sabtu (07/08/10). Acara dihadiri beberapa ulama Petarukan antara lain Kiai Asrori Ahmad Al hafid,Kiai Mahfudz Mi'ad,Kiai Mudhofir,Kiai Slamet Saiful,KH.Misbahuddin dan tentunya selaku "tuan rumah" KH.Masyhadi Zarkasi.

Dalam lailatul ijtima' yang digabung dengan haflah akhirissanah Madrasah diniyah Nurulhuda tersebut,KH. Masyhadi, pada sambutannya mengutarakan keprihatinannya mengenai pendidikan Diniyah yang makin dikalahkan dan di anaktirikan oleh pendidikan formal.
"dari empat mukhotim,semuanya tidak ada yang menghadiri acara wisuda khataman malam ini,karena keempat mukhotim sedang melaksanakan perkemahan pramuka." demikian Kata Kiai Masyhadi.

Sementara itu,ketua tanfidiyah NU ranting Petarukan KH.Misbahuddin dalam sambutannya menegaskan lagi bahwa Nahdlatul Ulama adalah jam'iyah diniyah (ormas keagamaan) dan bukan partai politik.
"NU itu bukan PKB atau PPP,NU itu organisai Islam yang berhaluan akidah Ahlussunnah wal jama'ah,jadi warga NU itu masih di bebaskan dalam memilih partai politik." Demikian kata kiai Misbah.

Pengajian yang juga dihadiri oleh kaum ibu tersebut sampai meluber hingga halaman musholla Nurulhuda penuh oleh pengunjung.
Acara berlangsung cukup khidmat namun sesekali di selingi tawa dan tepuk tangan pengunjung,apalagi ketika Kiai Slamet Saiful memberi sambutan.
Menurut kiai Slamet Saiful,dalam perang kemerdekaan melawan penjajah,keterlibatan KH.Hasyim Asy'ari, para ulama dan santri pesantren sangatlah dominan,termasuk penetapan tanggal 17 Agustus 1945 yang di jadikan hari dibacakannya naskah proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah atas inisiatif dan saran dari KH.Hasyim Asy'ari,pendiri Nahdlatul Ulama kepada presiden Soekarno.namun,sejarah sengaja menutup-nutupi keterlibatan dan kiprah ulama dalam memerdekakan bangsa.
"Dulu surban KH.Hasyim Asy'ari bisa buat menjatuhkan pesawat penjajah,dan menyuruh tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan,kalau saya gak ngomong sampeyan gak tahu,soalnya sejarah sengaja tidak menuliskan ini." Demikian urai kiai Slamet.

Sementara itu,sesepuh Petarukan, KH.Mubarok yang datang ditengah acara kebagian menutup acara dengan do'a.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Mugo-mugo jalan terus sa'lawase lan podo sadar politik ora apik, balik maring NU

Abdurrahman Haidar mengatakan...

Amien Amien,itulah harapan kami selama ini

Muryan Awaludin mengatakan...

Allhu akbar...Kangen banget sama Romo KH Mashadi Zarkasi, Kyai Masis Marfu, Kyai Umar Ismudin Al-Hafid, Ustd Muaidin, Kyai Mubarok, Kyai Zainuri, Ustd Salim, Ustd Fadhil, Ustd Ma'ruf, Ustd Aqso, Ustd Khairin, Ustd Samsuri, Ustd Majas, Ustd Nurhalim, dan semua yang ada di Madrasah Diniyah Nuruh Huda..semoga Allah SWT selalu melimpahkan Keberkahan kepada Semua Guru2 saya...Aamin

Abdurrahman Haidar mengatakan...

Kami senantiasa merindukan mereka agar kembali bersatu dalam memajukan NU di Petarukan khususnya dan Pemalang pada umumnya,karena selama ini mereka terpisahkan oleh jurang 'kepentingan' partai politik.

Posting Komentar

Get this blog as a slideshow!