ilustrasi bendera NU
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menawarkan lima bidang kerjasama pemerintah dengan Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini disampaikan langsung oleh SBY dalam pertemuan dengan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Istana Negara Jakarta, Rabu (2/6).
SBY mengajak NU untuk mendukung program pemerintah yang akan direalisasikan dengan nota kesepahaman atau MoU. Lima hal yang menjadi prioritas pemerintah itu, pertama, penanggulangi gerakan radikalisasi.
Presiden SBY, seperti dikatakan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyampaikan, pendekatan kultural dan keagamaan penting dilakukan dalam menganggulangi radikalisasi, selain pendekatan hukum dan keamanan yang telah dilakukan aparat pemerintah.
"Peran NU dalam melakuakan pendekatan kultural dan keagamaan dinilai akan lebih efektif dalam menanggulangi gerakan radikal ini," kata Said Aqil Siradj terkait pertemuan PBNU dengan SBY.
Kerjasama kedua yang mungkin dilakukan adalah di bidang peningkatan ekonomi, terutama dalam penimngkatkan ketahanan pangan, pengembangan usaha ekonomi mikro dan ketahanan energi. Program ini perlu dilakukan secara luas agar bisa menjangkau lapisan rakyat paling bawah.
Ketiga, kerjasama dalam bidang pendidikan, terutama dengan pendidikan moral dan penguatan character building. Dikatakan, agenda ini sangat penting mengingat saat ini pendidikan telah kehilangan aturan dan tata nilai. "Kita bisa kembali menata moral bangsa dengan pendidikan moral dan dengan penguatan character building," kata Said.
Keempat, suatu hal yang sangat urgen yang harus melibatkan para ulama adalah penanggulangan climate change. Peran ulama sangat penting ini berkaitan juga dengan pembinaan moral bangsa agar masyarakat lebih menghormati lingkungan dan menjaga kelestariannya.
Kelima adalah pengembangan dialog peradaban untuk mewujudkan perdamaian dunia. Saat ini Indonesia dan NU diminta lebih aktif dalam forum internasional dan diharapkan menjadi leader dalam semua bidang, sehingga perlu disiapkan agar jangan sampai momentum penting ini lewat.
"Situasi dunia saat ini sangat memungkinkan Indonesia berperan besar, apalagi adanya perubahan politik Ameriaka di bawah Obama yang lebih simpatik dan lebih luwes dalam menjalankan diplomasinya. Dengan demikian diharapkan kita bisa mengambil peran lebih besar dalam situasi sekarang ini," kata Said Aqil. _(Nu.or.id)image(news Okezone)
4.6.10
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar