11.4.10
Gus Dur dan Kepemimpinan Kang Sa'id
Posted By
Abdurrahman Haidar
On
Minggu, April 11, 2010
Pada peringatan 100 hari wafatnya KH.Abdurrahman Wahid di Ciganjur tadi malam,ada sebuah cerita tentang kewalian seorang Gus Dur yang di kisahkan oleh ketua umum Tanfidziah PBNU Prof.DR.KH.Said Agil Siraadj.Dalam sambutan ringkasnya,kang Said,demikian Kiai Sufi ini biasa disapa,menceritakan;Pada suatu kesempatan Gus Dur bertandang ke kediaman Kiai Cirebon ini dan minta kepada tuan rumah untuk membacakan kitab Ihya ,tanpa sungkan sungkan Kang Said menuruti permintaan Gus Dur.namun,baru kira2 dua halaman Kiai Said membacakan Ihya,Gus Dur tertidur (yang ini mah biasa ya?..) dan Kiai Saidpun menghentikan bacaannya.Tak berapa lama kemudian,Gus Dur terbangun dari tidurnya lalu berkata kepada Kiai Said "Sampeyan nanti akan memimpin NU setelah berusia 55 tahun",kata Gus Dur singkat seperti diungkapkan kembali oleh kang Said tadi malam.dan entah kebetulan atau tidak,beberapa tahun kemudian ketika muktamar NU di Makasar bulan kemarin berlangsung,Kang Said benar-benar terpilih menjadi ketua PBNU pada usia genap 56 tahun.padahal sebelumnya Kang Said tidak pernah menceritakan perihal "ramalan" Gus Dur tersebut kepada siapapun karena takut di anggap bagian dari kampanye dirinya untuk memenangkan perebutan kursi ketua umum PBNU.yang jelas,pernyataan Gus Dur tersebut membuat kiai Said "confident" pada muktamar NU kemarin dan yakin pasti jadi (ketua umum). "karena,kalau muktamar NU kemarin saya tidak terpilih jadi ketua umum,berarti kewalian Gus Dur patut dipertanyakan!" demikian kiai Said mengakhiri ceritanya dan disambut tepuk tangan dan riuh tawa hadirin yang memadati seluruh halaman rumah mantan presiden RI tersebut.selain dihadiri oleh habaib dan kiai,dubes dan perwakilan dari agama-agama,acara doa bersama tadi malam juga dihadiri beberapa tokoh diantaranya Mahfudh MD,Rizal Ramli,Addhi Massardi,Frans Magnis Suseno dan tentu saja ketua umum NU yang baru,Said Agil Siraadj.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar