29.12.11

Faham Islam Moderat; Antara Ekstrimisme Dan Apatisme, Antara Sikap Berlebihan Dan Sikap Tidak Peduli (1)


Mempertahankan Faham Islam Moderat; Antara Ekstrimisme Dan Apatisme, Antara Sikap Berlebihan Dan Sikap Tidak Peduli

(Upaya Mempertegas Output Pondok Pesantren Di Indonesia)·

Bismilllah ar Rahman ar Rahim.

Al Hamdu Lillah, Wa as Shalatu Wa as Salamu ’Ala Rasulillah,

Dalam permulaan pembicaraan tentang ekstrimisme dan sikap moderat ini, saya mulai dengan firman Allah:

وَكذَلكَ جعَلْناكُم أمّةً وسَطًا لِتكُونُوا شُهَداءَ علَى النَّاس (البقرة: 143)

(Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian sebagai umat yang moderat supaya kalian menjadi saksi-saksi atas manusia).

Kemudian dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

سَتَفْتَرِقُ أمّتِي إلَى ثلاثٍ وسَبعيْن فرقَةً كُلّهُمْ فِي النّار إلاّ وَاحدَة وهِيَ مَا علَيه وَأصْحَابي (رَواه التّرمذِي فِي كِتاب الإيْمَان)

(Akan terpecah umatku kepada 73 golongan, semuanya berada di neraka kecuali satu yaitu kelompok di mana aku dan para sahabatku di dalamnya).

Al-khathib al-Baghdadi meriwayatkan dari dengan sanadnya dari Musa ibn Yasar; salah seorang ulama terkemuka di kalangan ulama salaf, berkata: “Janganlah kalian mengambil ilmu kecuali dari mulut para ulama”. Juga berkata: “Yang mengambil ilmu dari buku-buku (tanpa guru) maka ia adalah seorang shahafi, dan siapa yang mengambil –bacaan- al-Qur’an dari mushaf (tanpa guru) maka ia adalah seorang mushafi”.

Dalam sebuah hadits tsabit disebutkan bahwa Rasulullah bersabda:

إنّمَا العلْمُ بالتّعلّم (رَواهُ الطبّراني)

(Sesungguhnya ilmu itu diraih dengan belajar -artinya kepada para ahlinya-). HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir.

Al-Imam Muslim dalam muqadimah kitab Shahih-nya meriwayatkan dari seorang tabi’in agung; al-Imam Muhammad ibn Sirin, bahwa ia berkata: “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari mana kalian mengambil agama kalian”.

Al-Imam al-Thahawi dalam risalah aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah berkata tentang Islam: “Dia -agama Islam- antara sikap berlebih-lebihan (al-ghuluww) dan sikap tidak peduli (al-taqshir), dan antara keyakinan tasybih dan keyakinan ta’thil”.

Al-‘Allamah Ibn al-‘Imad dalam bait nadzamnya berkata:

لَمْ يَجْعل الله فِي ذا الدّين مِنْ حرَج لُطْفًا وَجُودا على إحْيا خَليقتهِ

ومَا التّنطُّع إلاّ نَزْغةٌ ورَدَت مِنْ مَكر إبليس فَاحْذَر سُوءَ فتنتهِ

إنْ تَسْمع قولَه فيمَا يُوسْوِسهُ أوْ نُصحِ رَأيٍ لَه تَرجعْ بِخَيبتهِ

القَصْد خَير وخَير الأمْر أوْسَطهُ دَعِ التّعمّقَ وحذرْ داء نكبتهِ

“Allah tidak menjadikan dalam agama ini suatu kesulitan, tapi ia dengan kelembutan dan sikap menghargai dalam menghidupkan para makhluk-Nya.

Sikap berlebih-lebihan tidak lain kecuali sebuah kesesatan dari perangkap Iblis, maka hindarilah keburukan fitnahnya.

Jika engkau mendengar parkataan Iblis dalam apa yang ia bisikan atau apa yang ia nasehatkan dari petunjuknya maka engkau akan meraih dengan segala penyesalan.

Ia membisikan tujuan yang baik, padahal sebaik-baiknya urusan adalah pertengahannya. Maka hindarkanlah sikap berlebih-lebihan dan jauhilah bisikan tipu daya Iblis tersebut”.

Dalam kesempatan ini, saya akan menyampaikan pembahasan tema di atas yang mencakup beberapa hal berikut:

  • Ekstrimisme di masa dahulu dan sekarang.
  • Ekstrimisme dalam keyakinan dan furu’.
  • Ekstrimisme dalam lapangan praktis.
  • Sebab-sebab ekstrimisme dan akibat-akibatnya.
  • Upaya mengobati ekstrimisme.
  • Sikap moderat, para pelaku dan hasilnya.

Saudaraku kaum muslimin,

Dalam agama islam ini terdapat suatu kaum di mana hati mereka tersucikan dari sikap taklid bodoh yang menyesatkan, mereka menghindarkan diri dari panatisme yang melahirkan kebencian, mereka menghiasi diri mereka dengan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Mereka adalah orang-orang memiliki sifat moderat dan para ahli tauhid. Dan mereka adalah kelompok yang selamat.

Namun demikian, dalam Islam ini masuk pula beberapa orang yang membuat kekacauan di dalamnya. Mereka memecah belah persatuan umat Islam. Jiwa mereka tidak tenang dengan keindahan Islam. Hati mereka keruh dengan pemikiran-pemikiran yang menghancurkan. Mereka menyelimuti diri dengan pengakuan keislaman. Mereka merambah tubuh umat Islam dan memecah belah mereka dengan menyebarkan pemikiran-pemikiran jahat. Dasar keyakinan sebagian mereka sesuai dengan keyakinan Yahudi, sebagian lainnya berkeyakinan sama dengan keyakinan kaum Majusi atau kaum penyembah berhala. Setiap kelompok dari mereka mengaku bahwa merekalah yang benar-benar dalam keyakinan Islam. Setiap kelompok dari mereka mengajak siapapun untuk masuk dalam keyakinan sesat mereka. Kelompok ekstrim semacam ini sangat banyak, hingga lebih dai 70 golongan sebagaimana disabdakan Rasulullah dalam haditsnya.

Awal mulanya kaum muslimin ketika Rasulullah meninggalkan mereka berada di dalam satu manhaj, baik dalam masalah pokok-pokok aqidah maupun dalam masalah furu’-nya. Kecuali mereka yang menampakan penentangan atau mereka yang menyembunyikan kemunafikan.

Bersambung....

27.12.11

Islam Tidak di Perjuangkan Dengan Kekerasan


Sesuai Pernyataan Allah SWT Dalam Al Qur'an Surat Al Haj Ayat 39 - 40 :
" Telah di Beri Izin Kepada Orang Orang yang di Perangi, Karena Sesungguhnya Mereka Telah di Aniaya, dan Sesungguhnya Allah Sangat Berkuasa Menolong Mereka "
* Mereka Adalah Orang Orang yang di Usir / di Keluarkan dari Rumah Mereka Tanpa Hak (Tidak ada Kesalahan ) Hanya karena Mereka Mengucapkan Tuhan Kami ALLAH.
* Perangilah di Jalan Allah ( Menempuh Hak Kebenaran ) Orang Orang yang Selalu Memerangi Kamu. dan Jangan Kamu Melampaui Batas dalam Berperang ( Taatilah Etika Perang ) Sesungguhnya Allah SWT Tidak Menyukai Orang Orang yang Melampaui Batas.
* Dengan Menyimak Ayat di Atas, maka kaum muslim di beri Izin dengan ketentuan:
Kalimat Izin Menunjukan Sudah Darurat / Terpaksa / di Paksa. dan di Beri Izin.
Izin ini di Berikan Hanya Kepada Orang Orang yang di Perangi dengan Kondisi di Aniaya, di Usir Tanpa Sebab Hanya Menyatakan Tuhan Kami Allah SWT. - dan Perangilah di Jalan Allah SWT : Kalimat ini Sebagai Wujud reaksi /membalas kedholiman Mereka dan Tetap Pada Posisi Ketentuan Allah SWT ( tidak Boleh Menuruti Hawa Nafsu ).
Maka Jelas Perang dalam Islam Bukan Wujud Kekerasan Melainkan Hanyalah Mempertahankan Hak Seorang Beriman untuk mmpertahankan kimanannya karena dianiaya terlebih dahulu.

Sungguh sangat keliru orang yang mengatakan Islam harus di Perjuangkan dengan Kekerasan. Kedua Ayat tersebut diatas tidak Boleh di Penggal, Harus selalu digandeng agar tahu permasalahannya dan aturan mainnya, Tidak seenaknya saja melumuri keluhuran agama Islam dengan darah atas nama umat Islam itu sendiri. Ingatlah Pesan Rosulullah SAW :
" Sayangilah orang orang yang di bumi, Maka akan menyayangimu Malaikat malaikat yang di langit "
Dalam Kalimat Arabnya memakai " MAN " yang artinya apa saja dan siapa saja yang ada di bumi Allah harus kita sayangi. Maka apa saja dan siapa saja yang di langit akan menyayangimu. dan itulah maksud Islam sebagai RAHMATAN LIL 'ALAAMIN.

Adapun Sabda Rosulullah SAW
" Barang Siapa diantara kamu melihat kemungkaran / kemaksiatan, Maka alihkanlah dia dengan tangan, "
Kita wajib Menelaah / menelusuri secara bahasa dalam istilah ilmu Balaghah dan Manthik ( Sastra Islam ) Yaitu :
- Ghayyara - Yughayyiru artinya Mengalihkan,yang maksudnya : Mengalihkan bukan berarti mencegah atau melarang dengan kekerasan, Akan tetapi dengan mengarahkan, memberi solusi dan mendidik.
- Yadun,artinya : Tangan, yang maksudnya : Dengan tangan bukan berarti memukul atau menyeret atau menyakiti, Tetapi yang dimaksud "Tangan" disini adalah dengan Langkah /upaya /cara/ penanganan yang Terbaik.
Dalam Al Qur'an banyak kata " Yad " tetapi bukan berarti "Tangan", Akan tetapi tidak selalu berarti "Tangan".

Langkah Dakwah menyebarkan Islam sudah diatur oleh Al Qur'an! bukan kita yang membuat sendiri aturan mainnya.
Seperti firmanNya dalam surat An Nahl ayat 125 :
"Dakwahlah kalian di Jalan Allah dengan Bijaksana"
Wallahu A'lam bisshowab

(disadur dari Artikel Ustadz Zainuddin Danasari-Pemalang dalam : www.almunazzah.blogspot.com/2011/03/apakah-islam-di-perjuangkan-dengan.html#more)

Buku baru : PESANTREN DONGENG, Menuai Hikmah lewat Dongeng



Judul : Pesantren Dongeng: Melipur Hati, Menikmati Kisah, Mendulang Hikmah
Penulis : Awang Surya
Penerbit: Zaman
Cetakan: I, 2011
Tebal: 224 Halaman
ISBN: 978-979-024 -270-8
Peresensi: Ahmad Suhendra


Saat kecil, di antara kita mungkin sering atau pernah dibacakan dongeng sebelum tidur oleh orang tua. Bahkan, mungkin dongeng itu masih tersimpan dalam telinga kita sampai sekarang. Namun, anak-anak sekarang sudah jarang atau bahkan tidak ada yang menikmati dongeng.
Kemajuan teknologi membuat anak-anak terlena dengan permainan produk kemajuan teknologi. Mungkin dongeng sudah dianggap kuno, sehingga eksistensi dongeng dalam kancah dunia anak-anak sudah mulai terkikis.
Tradisi dongeng yang sudah hampir terkikis tampaknya ingin dipopulerkan kembali oleh penulis buku ini. Awang Surya menyodorkan sosok tokoh- tokoh yang lugu dan lucu. Dari keluguan ketiga santri kiai Sholeh itu, justru yang membuat buku ini menarik untuk dibaca.
Keempat tokoh tersebut tinggal di suatu kampung yang bernama Bulusari. Di dalam buku ini sebenarnya mbah Sholeh merupakan orang biasa. Dia bukan ustadz apalagi kiai yang mempunyai beribu-ribu jamaah atau yang memiliki pesantren dengan ratusan santri. Tapi mbah Sholeh hanya memiliki santri tiga orang yang selalu hadir untuk shalat berjamaah dengannya. Dan untuk mendengarkan dongeng yang diutarakan mbah Sholeh. Jadi yang memanggil kiai kepada laki-laki tua yang hidup sendirian itu hanya tiga orang itu. Untuk menyampaikan pesan-pesan dongengnya, mbah Sholeh memiliki mushala di dekat rumahnya sebagai tempat berdakwahnya. Terkadang warga kampung ikut berjamaah di sana, tapi di waktu lain para warga berjamaah di masjid desa Bulusari.
Di mushala kecil itulah para santri mengaji kepada mbah Sholeh. Pengjian yang diajarkanpun bukan ngaji sharaf, nahwu, bahasa Arab-Inggris, fiqh, ataupun kitab kuning seperti halnya pesantren. Tiga santri itu hanya mendengarkan dongeng yang disampaikan mbah Sholeh. Para santri khusyu’ mendengarkan dongeng setiap selepas shalat magrib.
Ketika mbah Shaleh merasa perlu menyampaikan dongeng kepada para santrinya maka pengajian dongeng dilaksanakan setelah shalat selain waktu biasanya. Di tengah asyiknya melantunkan dongeng, para santri terkadang bertengkar saling beradu omong atau bahkan saling meledek, terutama Sarimin yakni salah satu santri yang paling ngeyel.
Satu hal yang mungkin agak mengganjal ketika membaca buku ini adalah cerita yang terpotong- potong. Walaupun demikian, penulisnya bermaksud mengedepankan dongeng dibandingkan dengan kisah keempat tokoh yang ada dalam bukunya. Di antara kita mungkin mengira dongeng merupakan cerita fiktif atau mitos belaka.
Namun, dibalik itu terdapat segudang pelajaran atau hikmah yang ada di dalamnya. Begitu juga dengan dongeng-dongeng yang dituangkan oleh Surya. Penyuguhan dongeng yang tak lepas dari aktivitas keseharian dalam bermasyarakat maupun bernegara. Pembaca diajak memahami hidup, dan menuai banyak hikmah yang harus direalisasikan dalam dongeng yang penuh inspiratif ini.
Buku karya Awang Surya ini memberikan percikan energi kehidupan yang diselingi dengan humor, sehingga pesantren dongeng ini tidak terkesan menggurui. Di aspek lain, secara tidak langsung karya berjudul ‘Pesantren Dongeng’ ini mengajak untuk menghidupkan dan melestarikan dunia dongeng di belantara Nusantara.
Dengan demikian, buku ini layak dibaca oleh masyarakat luas, untuk semua usia.
* Alumni Fak. Ushuluddin UIN Suka Yogyakarta dan staf pengajar PP. al-Kamiliyyah, tinggal di Bogor.
(www.nu.or.id)

Mengenang Imam Bukhari


Di suatu malam, seorang ibu bermimpi, ia bertemu dengan seseorang yang berkata: “ Hai ibu, sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau berdoa.”] Ternyata, pada pagi harinya, sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putranya.
Anak tersebut adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Bardizbah , yang kelak menjadi seorang perawi hadits terkenal, Imam Bukhari yang buta saat masih anak-anak.

Imam Bukhari lahir di Bukhara pada 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Keunggulan dan kejeniusan Imam Bukhari sudah tampak sejak masih kecil. Allah menganugrahkan kepadanya hati yang bersih dan otak yang cerdas, pikiran yang tajam, dan daya hafalan yang sangat kuat, khususnya dalam menghafal hadits. Ketika berusia 10 tahun, ia sudah banyak menghafal hadis.
Rasyid ibn Ismail, kakak Imam Bukhari, menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendikiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia pun dicela karena tidak mencatat. Namun, suatu hari, Bukhari meminta teman-temannya membawa catatan mereka. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.
Tahun 210 H, Bukhari berangkat ke Baitullah untuk menunaikan haji dan menetap di Mekkah serta sesekali ke Madinah. Di kedua tanah suci itulah ia menulis sebagian karya-karyanya, dan menyusun dasar-dasar kitab Al Jami’ AsSahih. Ia juga menulis Tarikh Kabir-nya di dekat makam Nabi Muhammad saw.
Sementara itu ketiga buku tarikhnya, As Sagir, Al Awsat , dan Al Kabir , lahir dari kemampuannya yang tinggi mengenai pengetahuan terhadap tokoh- tokoh dan kepandaiannya memberikan kritik. Karya-karyanya itu tidak lepas dari pengembaraannya ke banyak negeri: Syam, Mesir, Baghdad, Kuffah, dan Jazirah Arab.
Berkat kejeniusannya itu, Imam Bukhari berhasil merawi hadits lebih dari 80.000 perawi, dan menghafalnya rinci dengan sumbernya.
Imam Muslim bin Al Hajjaj, pengarang kitab As Sahih Muslim menceritakan: ” Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya.” Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km) , sampai- sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli berkata: ”Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya.”
Sebagai intelektual yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat, sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil.
Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al- Jami’ash-Shahih , yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari.
Ada kisah unik tentang penyusunan kitab tersebut. Suatu malam, imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Rasulullah, seolah-olah Nabi berdiri di hadapannya. Dalam penyusunan kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata: ” Saya susun kitab Al-Jami ’ash Shahih ini di Masjidil Haram, dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih .” Setelah itu, ia menulis mukadimah dan pokok-pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai.
Proses penyusunan kitab itu dilakukan di kedua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan modern sehingga hadits-haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan. Dengan bersungguh-sungguh Imam Bukhari meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan kesahihan hadits yang diriwayatkan. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits. ” Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadis-hadis yang shahih,” katanya suatu waktu.
Suatu ketika, penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand) . Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkhand, ia singgah dulu karena terdapat beberapa familinya di desa tersebut. Di desa itu Imam Bukhari jatuh sakit hingga menemui ajalnya. Ia wafat pada malam Idul Fitri tahun 256 H (31 Agustus 870 M), dalam usia 62 tahun kurang13 hari. Sebelum ia wafat, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat.
Lahul Faatihah!.........
*{GAMBAR} Makam Imam Bukhari di Samarkand, sekarang dikenal di Uzbekistan.

26.12.11

NU Bantarbolang Bangun Kantor Berlantai Dua


Majelis Wilayah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Bantarbolang membangun gedung NU berlantai dua untuk menunjang aktivitas berorganisasi ormas Islam terbesar di Indonesia itu.
Meski masih membutuhkan dana dari para warga jamaah NU dan donasi kini masih terus dilanjutkan pembangunanya yang berlokasi di jalan Raya Bantarbolang.
Awal pembangunan dulu, niat warga NU Bantarbolang bukan berlantai dua tapi dalam perkembangan dan aspirasi yang muncul para jamaah menginginkan ada tambahan sehingga berlaintai dua. “Dulu ada aspirasi dari warga NU sendiri nanti gedung itu akan dimanfaatkan untuk Rumah Bersalin NU. Namun tak jadi dilakukan sehingga dengan gedung berlantai II akan menambah semangat warga NU dalam membangun ormasnya,” tegas KH M Noor Fuad Ketua Tanfidiyah MWC NU Bantarbolang kepada Radar.
Proyek tersebut sekarang masih membutuhkan dana sekitar Rp 80 juta untuk menunjang pembangunan hingga seratus persen. Dan hal itu masih terus diupayakan oleh panitia pembangunan baik dari dana infaq warga NU sendiri maupun para donasi. “Insya Allah cita-cita warga NU akan terwujud untuk memiliki gedung sendiri.”
Amiiin.

(sri/radartegal.com)

Sepenggal Kisah Cinta Termulia di Muka bumi


Sebuah kisah Cinta Sejati, Kisah nyata yang pernah terjadi di Bumi ini…

Sekian ratus tahun yang lalu…
Di malam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya… seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri bingung…. hari sudah larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk. Namun, tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap di tempat tidur suaminya. Dengan setia ia ingin tetap menunggu… namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan Sang suami tercinta belum juga datang.

Tak berapa lama kemudian….
seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana. Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut. Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa. Namun, ketika akan mengetuk pintu… terpikir olehnya Sang istri yang tengah terlelap tidur…. ah, sungguh ia tak ingin membangunkannya. Tanpa pikir panjang, ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbannya di depan pintu dan berbaring diatasnya.
Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, Sang suami lebih memilih tidur di luar rumah.. di depan pintu… dengan udara malam yang dingin melilit… hanya beralaskan selembar sorban tipis. Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi.. karena tak ingin membangunkan istri tercinta.
Subhanallah… Dan ternyata, di dalam rumah.. persis dibalik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya.. Sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar di balik pintu. Tak terlintas sedikitpun dalam pikirinnya tuk berbaring di tempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang. Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu Sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu Sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.

malam itu… tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana… karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan.. Sang Istri rela mengorbankan diri terlelap di pintu demi kesetiaan serta hormat pada Sang suami, dan Sang suami mengorbankan diri tidur di pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada Sang istri.

dan Nun jauh di langit…. ratusan ribu malaikat pun bertasbih…. menyaksikan kedua sejoli tersebut…
SUBHANALLAH WABIHAMDIH
betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona… saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati…
Tahukah Anda… siapa mereka.. ?
Sang suami adalah Baginda Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW dan Sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah RA binti Abu Bakar As-Sidiq. Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.
Semoga rahmat ALLAH senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah RA dalam surgaNYA kelak. dan Semoga ALLAH SWT memberi kita taufiq dan hidayah tuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut.
Amiin…amiin ya rabbal’alamiin….
(virouz007.wordpress.com)

25.12.11

Geliat Nahdliyin Di Pulau Dewata


Pengurus Syuriah MWC NU Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Bali pada ini, Ahad (25/12) menyelenggarakan kegiatan dialog mengangkat tema "kajian terhadap tradisi keagamaan warga NU."
Acara ini diikuti oleh sekitar 175 peserta yang terdiri dari Pengurus MWCNU Kecamatan Gerokgak, seluruh pengurus Ranting NU se- kecamatan Gerogkgak. Turut pula hadir dalam dialog ini adalah para pengasuh pondok pesantren dan Langgar se- Kecamatan Gerokgak, seluruh pengurus Banom NU se-kecamatan Gerokgak dan Pengurus MWCNU se-Kabupaten Buleleng.
Acara dialog ini dibuka oleh PCNU Kabupaten Buleleng. Hadir sebagai narasumber dialog ini adalah dosen Ma'had Aly Pondok Pesantren Salafiyah syafi'iyah Sukorejo Situbondo Ustadz Nakhai. Dialog digelar dalam rangka memberi bekal kepada para ulama di jajaran Pengurus NU di semua tingkatan. Khususnya para Kyai langgar, agar sejak dini memahami terhadap dasar-dasar tradisi Keagamaan.
Diharapkan para ulama di Bali dapat memahami dasar-dasar ibadah di kalangan warga NU. Sehinggadiharapkan pula nantinya bisa menjawab tuduhan aliran-aliran Islam yang berseberangan dengan faham NU.

www.nu.or.id
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Ahmad Marzuki

Tembok di Balik Jendela Rumah Sakit itu.........


Dua orang yang mempunyai penyakit serius menempati kamar yang sama di sebuah rumah sakit.
Pasien yang satu, setiap siang hari dibolehkan duduk selama satu jam supaya cairan yang ada di paru- parunya cepat hilang dan tempat tidurnya terletak di sebelah jendela satu-satunya di kamar tersebut.Sedang Pasien yang satunya lagi hanya dapat berbaring di atas punggungnya setiap hari.
Kedua orang ini berbicara tentang istri, keluarga, rumah tangga, pekerjaan dan keterlibatan mereka dalam tugas-tugas militer.
Setiap siang, ketika pasien yang dekat jendela duduk, ia menghabiskan waktunya bercerita kepada teman sekamarnya tentang semua yang ia lihat dari balik jendela. Teman sekamarnya selama satu jam serasa hidup dalam dunia yang lebih luas. Kegiatan dan warna dunia luar membuatnya lebih bergairah untuk hidup.
Jendela itu menghadap ke taman yang di dalamnya ada telaga yang indah. Angsa dan itik bermainan di atas air sementara anak-anak melayarkan kapal-kapal mainannya. Sepasang kekasih jalan bergandeng tangan di antara bunga-bunga yang berwarna- warni seperti pelangi. Pohon tua yang besar menambah indahnya pemandangan. Garis bayangan kota terlihat di kejauhan. Setiap kali pasien yang di dekat jendela menjelaskan semuanya secara indah dan rinci, teman sekamarnya memejamkan mata membayangkan pemandangan itu.
Suatu siang yang hangat, pasien yang di dekat jendela menceritakan parade (rombongan marching band) yang lewat. Meskipun teman sekamarnya sama sekali tidak mendengar suara drum band, tapi ia dapat melihat parade itu dalam pikirannya karena temannya menggambarkannya dengan jelas.


Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Suatu pagi, perawat yang datang membawakan air untuk mandi mereka mendapati tubuh pasien yang dekat jendela sudah tidak bernyawa. Ia meninggal dengan penuh kedamaian dalam tidurnya. Perawat yang selama ini telah merawatnya merasa sedih. Ia memanggil karyawan rumah sakit untuk memindahkan jenazah itu.
Setelah menganggap layak waktunya, pasien yang satunya bertanya apakah ia boleh pindah ke dekat jendela. Perawat tidak keberatan dengan pergantian tempat ini. Setelah merasa bahwa sang pasien telah berbaring dengan nyaman di sebelah jendela, sang perawat pergi meninggalkannya sendiri.
Perlahan-lahan dengan menahan sakit, pasien itu menggunakan sikunya agar tubuhnya naik dan dapat melongok ke jendela. Akhirnya ia bakal melihat pemandangan indah itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia tegangkan badannya lalu perlahan- lahan berputar untuk melihat ke jendela.
Betapa kagetnya ketika ia mengetahui bahwa di balik jendela itu hanyalah tembok belaka. Si pasien lalu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada perawat.
“Apa gerangan yang membuat teman sekamarku berbuat demikian padaku?” Tanya si pasien kepada perawat.
“Lelaki itu sesungguhnya buta, tembok yang ada di seberang jendela itu pun tak dapat dilihatnya.” Sahut si perawat.
“Mungkin ia ingin membesarkan hatimu…….!!!” Kata si perawat menjelaskan.


Semoga kita bisa mengambil hikmah kisah ini.

(virouz007.wordpress.com)

Bupati Pemalang : "Muslimat NU Harus Bisa Membina Anggota"


Sebagai bagian dari elemen masyarakat Kabupaten Pemalang, Muslimat NU memiliki kewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan sesuai dengan kapasitas dan bidang yang ditanganinya. Sejalan dengan hal itu, Muslimat NU agar lebih aktif lagi dalam melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap kaum perempuan di Kabupaten Pemalang.
Demikian yang disampaikan Bupati Pemalang H. Junaedi SH MM dalam acara Pelantikan Pimpinan Cabang Muslimat NU dan Work Shop pendidikan TK, RA, PAUD di lingkungan lembaga pendidikan Muslimat NU se Kabupaten Pemalang, di Kantor PC NU Pemalang, pada Minggu (25/12).
Menurutnya, Muslimat NU jika dibandingan dengan organisasi wanita lain, memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam membina kaum perempuan. Karena Muslimat NU ini sebagai organisasi wanita yang bernafas Islam. “Sehigga Muslimat NU ini harus dapat membina para anggotanya serta kaum perempuan di Kabupaten Pemalang, khususnya yang beragama islam. agar menjadi perempuan yang mandiri berkualitas dan bertaqwa kepada AllahSWT,” katanya.
Upaya tersebut, lanjut bupati, telah disinkronkan dan sejalan dengan visi Kabupaten Pemalang yaitu mewujudkan masyarakat Pemalang yang berakhlak mulia. Sejalan dengan bupati meminta kepada Muslimat NU, agar melaksanakan pembinaan tersebut secara sistematis dan intensif, sehingga visi yang dicita-citakan ini akan dapat lebih mudah untuk diwujudkan. Disamping itu juga untuk mewujudkan masyarakat Pemalang yang berakhlak mulia, tentunya Muslimat NU harus melakukan pembinaan sejak dini kepada putra - putrinya.
“Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena dengan menanamkan kepada mereka akhlak yang baik serta membimbing mereka untuk melakukan hal tersebut akan membuat mereka terbiasa untuk berbuat baik dan berfikir positif,” Kata Bupati.
(apt/radartegal.com)

Warga Dihimbau Rayakan Tahun Baru Dengan Tertib


Malam Tahun Baru 2012 yang jatuh pada malam minggu biasanya dirayakan oleh warga masyarakat. Seperti halnya di kota lain, di Kota Pemalang pun warga merayakan menyambut kehadiran tahun baru dengan berbagai cara.
Namun berkaitan dengan perayaan tersebut dihimbau agar kegiatan berlangsung tertib dan lancar. Kepala Satpol PP Kabupaten Pemalang, Cipto Leksono SIP melalui Kasi Trantib, Diar, menyampaikan imbauan tersebut di ruang kerjanya, Kamis (22/12) . Dengan merayakan malam tahun baru secara tertib dan menjadikannya sebagai momentum refleksi diri, maka malam tahun baru yang datang satu tahun sekali itu akan terasa berkesan.
Diar mengungkapkan, untuk menyambut hari Natal dan Tahun Baru, instansi terkait telah melakukan rapat koordinasi lintas sektoral belum lama ini bersama instansi Polres, Kodim,Satpol, Dinkes, DPU, Dishub, MUI, Pengurus Gereja dan Kapolsek se-Pemalang, guna mengantisipasi kegiatan dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru.
Menurut Diar, petugas mengimbau agar masyarakat terutama kawula muda, agar merayakan malam tahun baru dengan tertib dan tidak melakukan kegiatan yang tidak ada manfaatnya.
Dalam melaksanakan tugas ini petugas terkait juga didukung petugas dari organisasi ORARI, PMI dan Pramuka. Lebih jauh dikatakan, untuk malam Tahun Baru kegiatan hiburan musik dipusatkan di Sirandu. Dengan demikian kawasan Alun-alun yang biasanya disesaki pengunjung akan berkurang tingkat kepadatannya sehingga lebih tertib. “Pusat hiburan dimungkinkan akan dipecah beberapa tempat, sebab Dinas Pariwisata juga dimungkinkan membuat event tersendiri di wilayah obyek wisata.
Semua persiapan sudah dilakukanya, termasuk imbauan dalam upacara bersama dengan Polres Pemalang yang dilakukan di halaman Polres setempat, kemarin. (ddm/radartegal.com)

Konfercab IPNU - IPPNU Kabupaten Pemalang Ke XXVI


Konferensi Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama - Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU ) baru saja digelar. Kegiatan yang merupakan agenda rutin setiap dua tahun sekali diikuti oleh sedikitnya 93 peserta terdiri dari Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU, Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU, Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU, dan pimpinan komisariat IPNU- IPPNU se-Kabupaten Pemalang. Diselenggarakan pada hari Senin-Selasa (19-20/12) bertempat di SMA Negeri Comal.
Lia Anggraeni selaku Ketua Panitia Konferensi Cabang XXVI IPNU-IPPNU Kab. Pemalang mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dengan rangkaian kegiatan berupa Roadshow kaderisasi dan Rakorcab DKC, CBP, dan KKP. Sesuai dengan tema "Memacu Gerak Pelajar Santri yang Intelektual dan Berakidah Menuju Generasi Bangsa Berkualitas", kegiatan Konfercab disertai pula dengan kegiatan-kegiatan lain berupa lomba design blog, pidato bahasa inggris, kaligrafi dan rebana.
Ketua PC NU Kab. Pemalang, Setda Kab. Pemalang bagian Kesra, dan DPRD Kab. Pemalang juga turut hadir mengawali acara Pembukaan. Hasil dari Pemilihan Ketua Umum IPNU -IPPNU yang dilakukan secara demokratis mengesahkan Sukron dan Siti Latifah sebagai Ketua IPNU- IPPNU periode yang baru.
Menurut Panitia, Organisasi IPNU-IPPNU sebagai kader penerus bangsa terdiri dari kalangan pelajar mempunyai potensi dalam bidang garapan organisasi yang tak terlepas dari Sumber Daya Manusia. Semoga pada Kepengurusan yang baru nanti dapat membuktikan bahwa pelajar NU merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki masa depan positif dan berkomitment untuk terus berjuang.
(bloggerspemalang.blogspot.com)

24.12.11

Mungkin inilah Hape Cina Paling Bagus Sejagat , Xiaomi M2


Xiaomi M2, Ponsel Cina Dengan Prosesor 2.5GHz & Dual Kamera 12MP dan 5MP?

Pada pertengahan Desember kemarin, Xiaomi M1, ponsel pabrikan dari Cina muncul dengan update OS Android Ice Cream Sandwich. Ponsel yang cukup terkenal di negeri tirai bambu tersebut bahkan dikatakan mengalahkan kepopuleran iPhone 4S di negeri tersebut.

Namun ternyata langkah Xiaomi tak berhenti di situ. Sebuah rumor, dikutip dari Ubergizmo, mengatakan bahwa perusahaan asal Cina tersebut kini tengah mengerjakan suksesor dari Xiaomi M1, yang disebut sebagai Xiaomi M2.
Ponsel ini kabarnya akan diluncurkan dengan harga yang relatif murah, sekitar 394 USD atau kalau dirupiahkan menjadi sekitar 3.5 juta rupiah. Selain itu, Xiaomi M2 ini akan menggunakan OS Android Ice Cream Sandwich. Untuk prosesornya, mereka menggunakan prosesor single core 2.5GHz.



Selanjutnya, ponsel yang memiliki layar 4.6 inci ini akan dilengkapi dengan RAM 2.5GB dan memori internal 32GB. Dua buah kamera, masing-masing 12MP dan 5MP, akan menghiasi bagian belakang dan depan dari ponsel ini.

Belum ada konfirmasi dari pihak Xiaomi terkait rumor ini. Namun jika spesifikasi ini benar, hmm… maka Xiaomi M2 benar-benar menjadi ancaman serius bagi ponsel lain. Bagaimana tidak, ponsel ini menawarkan harga yang cukup murah dengan spesifikasi yang maknyus.(beritateknologi.com)

Masih tentang Ahlussunnah Wal Jama'ah


Paham Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) awalnya tidak bernama , paham ini adalah apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW lalu dilanjutkan oleh para Sahabatnya , Tabi’in , Tabi’ut tabi’in, dan seterusnya. Ahlussunah waljama ’ ah adalah paham yang dianut oleh mayoritas umat Islam, mencapai 80 % dari seluruh umat Islam. Penganut paham ini menyebar mulai dari Afrika hingga Indonesia . Paham ini mempunyai karakteristik dalam pahamnya yaitu tidak leterlecht/tekstual dan tidak pula menghambakan akal . Paham ini memadukan antara akal dan nash. Tentu saja dengan mendahulukan nash daripada akal .
Tapi sekarang paham Ahlussunah Waljama’ah (Aswaja) mulai di recoki oleh paham Wahabi yang terkenal oleh pengusungnya dengan sebutan Salafi. Penggagas paham Salafi yang pertama adalah Ibn Taimiyyah lalu dilanjutkan oleh muridnya Ibn Qayyim al-Jauzi . Lalu paham Salafi ini hilang ditelan masa, dan bangkit kembali pada abad 17 oleh Ibn Abdul Wahab (1703-1792). Seorang Badui daerah Najd.
Sebenarnya pemeluk paham Salafi/wahabi adalah minoritas dari seluruh umat Islam. Tetapi kerana publikasi yang luas dan dukungan dana yang kuat dari kerajaan Saudi , paham ini seakan- akan menggerogoti paham Aswaja yang dianut mayoritas umat islam . Nama Aswaja Muncul dari perpaduan kedua hadits dibawah ini :
ْنَع ِسَنَأ ِنْب ٍكِلاَم : َّنَأ َلوُسَر ِهَّللا ىَّلَص ُهَّللا ِهْيَلَع َمَّلَسَو َلاَق َّنِإ يِنَب َليِئاَرْسِإ ْتَقَّرَفَت ىَلَع ىَدْحِإ َنيِعْبَسَو ًةَقْرِف ْتَكَلَهَف َنوُعْبَس ًةَقْرِف ْتَصَلَخَو ٌةَقْرِف ٌةَدِحاَو َّنِإَو يِتَّمُأ ُقِرَتْفَتَس ىَلَع ِنْيَتَنْثا َنيِعْبَسَو ًةَقْرِف ُكِلْهَتَف ىَدْحِإ َنيِعْبَسَو ُصُلْخَتَو ٌةَقْرِف اوُلاَق اَي َلوُسَر ِهَّللا ْنَم َكْلِت ُةَقْرِفْلا َلاَق ُةَعاَمَجْلا ُةَعاَمَجْلا ) هاور دمحأ : 12022 ( . . . َلاَق اَم اَنَأ ِهْيَلَع يِباَحْصَأَو ) هاور يذمرتلا : 2565 )
“ Dari Anas bin Malik : Bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ( Bani Israil telah terbagi menjadi 71 golongan, binasalah 70 golongan tersisa menjadi satu golongan. Dan sesungguhnya umatku akan tercerai berai menjadi 72 golongan, maka binasalah 72 golongan dan tersisa satu golongan) . Para sahabat bertanya: ya Rasulullah siapakah golongan yang tersisa itu? Rasulullah bersabda: ( Jama ’ ah jama’ ah) . ( HR Ahmad : 12022) “. . .. . . . . . .
Rasulullah bersabda : ( mereka mengikuti apa yang dibawa oleh aku dan sahabatku ) . ( HR Tirmidzi: 2565 )
Dalam hadits ini disebutkan Yahudi akan terbagi menjadi 71 golongan dan tersisa satu.

Dalam riwayat lain disebutkan Kristen terbagi juga menjaid 71 dan tersisa satu . Sedangkan umat Islam terbagi menjadi 72 golongan dan tersisa satu; yaitu yang berpegang teguh pada Jamaah atau kebersamaan . Dalam riwayat Tirmidzi adalah yaitu orang yang berpegang teguh pada apa yang dibawa oleh Nabi dan Sahabatnya.
Dengan menyatukan kedua riwayat dari hadits tadi kita akan menemukan definisi Umat Islam yang di sebut Nabi akan selamat adalah orang yang berpegang teguh dalam kebersamaan atau jama’ ah dan berpegang teguh pada apa yang dibawa oleh Nabi dan sahabat yaitu sunnah . Maka lahirlah nama Ahlussunah wal Jama ’ ah . Dari kedua riwayat hadits ini maka kita bisa melihat manakah umat Islam yang termasuk dalam golongan yang selamat atau yang binasa. Dengan filter jama’ ah dan sunnah kita bisa mengklasifikasikan mana golongan Aswaja dan mana golongan non Aswaja.

Kini,Gus Mus pun Berdakwah dengan Ipad


Dulu, kiai salaf di pondok pesantren selalu identik dengan kitab kuning yang lusuh. Kini, identitas itu tak lagi berlaku bagi Gus Mus. Perkembangan teknologi membuat Gus Mus - pangilan akrabnya - membaca kitab-kitab kuning tak lagi dengan membawa kitab kuning, tetapi ia memanfaatkan fasilitas komputer tabled buatan Apple. "Kita sangat terbantu dengan teknologi modern ini," ujar Gus Mus


Pria kelahiran Rembang tahun 1944 itu juga menjelajahi dunia maya untuk mengetahui perkembangan zaman dan teknologi. Ia membuat akun jejaring sosial, seperti facebook, twitter hingga blog dengan alamat: http://gusmus.net/.

Gus Mus mengaku sudah berkali-kali memamerkan iPad miliknya. Salah satunya ketika mengisi ceramah pengajian di Sumenep, Madura. Dia menunjukkan video Michael Jackson yang "menyanyikan" lagu Madura.

Ternyata, para kiai tersebut tidak tertarik. Para kiai juga protes karena dianggapnya akan menimbulkan ketergantungan dengan teknologi.. Lalu, Gus Mus memperlihatkan hasil download kitab-kitab kuning dari berbagai perpustakaan di penjuru dunia. "Buka kitabnya gak usah pake tulunjuk jari dengan pelicin ludah, tapi cukup dijawil," kata suami Siti Fatimah itu.

Sejak itu, para kiai mulai tertarik iPad. Tapi, mereka mengeluh kenapa hurufnya kok kecil. Gus Mus langsung menyahut: "Jawil saja dengan dua jari telunjuk dan ibu http://www.blogger.com/img/blank.gifjari, hurufnya akan langsung membesar". Para kiai langsung terperangah. Sambil guyonan mereka langsung menanyakan harganya.

Menurut Gus Mus, keberadan teknologi terserah pada penggunanya. Ia mencontohkan adanya twitter dan facebook sangat bermanfaat untuk silaturahmi dan belajar dari kicauan orang-orang. "Mudah mendapatkan pengetahuan dari berbagai sumber," kata pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin Rembang tersebut.

Kini, dengan iPad, Gus Mus selain tak repot membawa segepok kitab kuning, tetapi dia cukup mendownload kitab-kitab kuning. Keuntungan lain, dia juga bias belajar di mana saja. "Pas jalan macet kita bisa membaca kitab atau baca Al-Qur'an," katanya. Kini, di mana ada Gus Mus pasti ada iPad yang ditentengnya. (tempointeraktif)(Image)

23.12.11

Tujuh Langit, Tujuh Malaikat Penjaga, dan Tujuh Amal Sang Hamba


Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu.

Dari Ibnu Mubarak dan Khalid bin Ma'dan, mereka berkata kepada Mu'adz bin Jabal, "Mohon ceritakan kepada kami sebuah hadits yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, yang telah dihafal olehmu dan selalu diingat-ingatnya karena sangat kerasnya hadits tersebut dan sangat halus serta dalamnya makna ungkapannya. Hadits manakah yang engkau anggap sebagai hadits terpenting?"

Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan aku ceritakan..." Tiba-tiba Mu'adz menangis tersedu-sedu. Lama sekali tangisannya itu, hingga beberapa saat kemudian baru terdiam. Beliau kemudian berkata, "Emh, sungguh aku rindu sekali kepada Rasulullah. Ingin sekali aku bersua kembali dengan beliau...". Kemudian Mu'adz melanjutkan:

Suatu hari ketika aku menghadap Rasulullah Saw. yang suci, saat itu beliau tengah menunggangi untanya. Nabi kemudian menyuruhku untuk turut naik bersama beliau di belakangnya. Aku pun menaiki unta tersebut di belakang beliau. Kemudian aku melihat Rasulullah menengadah ke langit dan bersabda, "Segala kesyukuran hanyalah diperuntukkan bagi Allah yang telah menetapkan kepada setiap ciptaan-Nya apa-apa yang Dia kehendaki. Wahai Mu'adz....!

Labbaik, wahai penghulu para rasul....!

Akan aku ceritakan kepadamu sebuah kisah, yang apabila engkau menjaganya baik-baik, maka hal itu akan memberikan manfaat bagimu. Namun sebaliknya, apabila engkau mengabaikannya, maka terputuslah hujjahmu di sisi Allah Azza wa Jalla....!

Wahai Mu'adz...
Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkati dan Mahatinggi telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan petala langit dan bumi. Pada setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintunya, dan menjadikan penjaga dari tiap pintu tersebut satu malaikat yang kadarnya disesuaikan dengan keagungan dari tiap tingkatan langitnya.

Suatu hari naiklah malaikat Hafadzah dengan amalan seorang hamba yang amalan tersebut memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan tersebut ke langit dunia (as-samaa'I d-dunya) yaitu sampai ke dalam jiwanya. Malaikat Hafadzah kemudian memperbanyak amal tersebut dan
mensucikannya.

Namun tatkala sampai pada pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalannya tersebut!! Aku adalah pemilik ghibah... Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk mencegah setiap hamba yang telah berbuat ghibah di antara manusia -membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain yang apabila orang itu mengetahuinya, dia tidak suka mendengarnya- untuk dapat melewati pintu langit pertama ini....!!"

Kemudian keesokan harinya malaikat Hafadzah naik ke langit beserta amal shalih seorang hamba lainnya. Amal tersebut bercahaya yang cahayanya terus diperbanyak oleh Hafadzah dan disucikannya, hingga akhirnya dapat menembus ke langit kedua. Namun malaikat penjaga pintu langit kedua tiba-tiba berkata, "Berhenti kalian...! Tamparlah wajah pemilik amal tersebut dengan amalannya itu! Sesungguhnya dia beramal namun dibalik amalannya itu dia menginginkan penampilan duniawi belaka ('aradla d-dunya).Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalan si hamba yang berbuat itu melewati langit dua ini menuju langit berikutnya!" Mendengar itu semua, para malaikat pun melaknati si hamba tersebut hingga petang harinya.

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan sang hamba yang nampak indah, yang di dalamnya terdapat shadaqah, shaum-shaumnya serta perbuatan baiknya yang melimpah. Malaikat Hafadzah pun memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga akhirnya dapat menembus langit pertama dan kedua. Namun ketika sampai di pintu langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Tamparkanlah wajah pemilik amalan tersebut dengan amalan-amalannya itu! Aku adalah penjaga al-Kibr (sifat takabur). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku, karena selama ini dia selalu bertakabur di hadapan manusia ketika berkumpul dalam setiap majelis pertemuan mereka...."

Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amalan seorang hamba yang tampak berkilauan bagaikan kerlip bintang gemintang dan planet. Suaranya tampak bergema dan tasbihnya bergaung disebabkan oleh ibadah shaum, shalat, haji dan umrah, hingga tampak menembus tiga langit
pertama dan sampai ke pintu langit keempat. Namun malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Dan tamparkan dengan amalan-amalan tersebut ke wajah pemiliknya..! Aku adalah malaikat penjaga sifat 'ujub (takjub akan keadaan jiwanya sendiri). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar ridak membiarkan amalannya melewatiku hingga menembus langit sesudahku. Dia selalu memasukkan unsur 'ujub di dalam jiwanya ketika melakukan suatu perbuatan...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan seorang hamba yang diiring bagaikan iringan pengantin wanita menuju suaminya. Hingga sampailah amalan tersebut menembus langit kelima dengan amalannya yang baik berupa jihad, haji dan umrah. Amalan tersebut memiliki cahaya bagaikan sinar matahari.
Namun sesampainya di pintu langit kelima tersebut, berkatalah sang malaikat penjaga pintu, "Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Dia telah berbuat dengki kepada manusia ketika mereka diberi karunia oleh Allah. Dia marah terhadap apa-apa yang telah Allah ridlai dalam ketetapan-Nya. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menunju langit berikutnya...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik dengan amalan seorang hamba berupa wudlu yang sempurna, shalat yang banyak, shaum-shaumnya, haji dan umrah, hingga sampailah ke langit yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu langit keenam berkata, 'Saya adalah pemilik ar-rahmat (kasih sayang). Tamparkanlah amalan
si hamba tersebut ke wajah pemilikinya. Dia tidak memilki sifat rahmaniah sama sekali di hadapan manusia. Dia malah merasa senang ketika melihat musibah menimpa hamba lainnya. Rabb Pemeliharaku memerintahkanku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku menuju langit berikutnya...!'

Naiklah malaikat Hafadzah lainnya bersama amalan seorang hamba berupa nafkah yang berlimpah, shaum, shalat, jihad dan sifat wara' (berhati-hati dalam bermal). Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Namun ketika sampai pada langit yang ketujuh, berhentilah amalan tersebut di hadapan malaikat penjaga pintunya. Malaikat itu berkata, 'Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum'ah (mencintai kemasyhuran) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal ini
berbuat sesuatu karena menginginkan sebutan kebaikan amal perbuatannya di dalam setiap pertemuan. Ingin disanjung di antara kawan-kawannya dan mendapatkan kehormatan di antara para pembesar. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amalannya menembus melewati pintu langit ini menuju langit sesudahnya. Dan setiap amal yang tidak diperuntukkan bagi Allah ta'ala secara ikhlas, maka dia telah berbuat riya', dan Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalan seseorang yang diiringi dengan riya' tersebut....!'

Dan malaikat Hafadzah lainnya naik beserta amalan seorang hamba berupa shalat, zakat, shaum demi shaum, haji, umrah, akhlak yang berbuahkan hasanah, berdiam diri, berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka seluruh malaikat di tujuh langit tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah seluruh hijab dalam menuju Allah Subhanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat Jalal-Nya) bertajalli. Dan para malaikat tersebut menyaksikan amal sang hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta'ala.

Namun tanpa disangka Allah berfirman, 'Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu, sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku...! Dia tidak mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar..... Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku....!!

Mendengar itu semua maka berkatalah para malaikat penjaga tujuh langit beserta tiga ribu pengiringnya, 'Wahai Rabb Pemelihara kami, baginya laknat-Mu dan laknat kami. Dan berkatalah seluruh petala langit, 'Laknat Allah baginya dan laknat mereka yang melaknat buat sang hamba itu..!

Mendengar penuturan Rasulullah Saw. sedemikian rupa, tiba-tiba menangislah Mu'adz Rahimahullah, dengan isak tangisnya yang cukup keras...Lama baru terdiam kemudian dia berkata dengan lirihnya, "Wahai Rasulullah......Bagaimana bisa aku selamat dari apa-apa yang telah engkau ceritakan tadi...??"

Rasulullah bersabda, "Oleh karena itu wahai Mu'adz.....Ikutilah Nabimu di dalam sebuah keyakinan...".

Dengan suara yang bergetar Mu'adz berkata, "Engkau adalah Rasul Allah, dan aku hanyalah seorang Mu'adz bin Jabal....Bagaimana aku bisa selamat dan lolos dari itu semua...??"

Nabi yang suci bersabda, "Baiklah wahai Mu'adz, apabila engkau merasa kurang sempurna dalam melakukan semua amalanmu itu, maka cegahlah lidahmu dari ucapan ghibah dan fitnah terhadap sesama manusia, khususnya terhadap saudara-saudaramu yang sama-sama memegang Alquran. Apabila engkau hendak berbuat ghibah atau memfitnah orang lain, haruslah ingat kepada pertanggungjawaban jiwamu sendiri, sebagaimana engkau telah mengetahui bahwa dalam jiwamu pun penuh dengan aib-aib. Janganlah engkau mensucikan jiwamu dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara menekan orang lain. Janganlah tenggelam di dalam memasuki urusan dunia sehingga hal itu dapat melupakan urusan akhiratmu. Dan janganlah engkau berbisik-bisik dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain yang tidak diikutsertakan. Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia, karena hal itu akan membuat habis terputus nilai kebaikan-kebaikanmu di dunia dan akhirat. Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu. Janganlah engkau ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain. Janganlah engkau robek orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta'ala, "Demi yang merobek-robek dengan merobek yang sebenar-benarnya..." (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu, daging akan dirobek hingga mencapat tulang........

Mendengar penuturan Nabi sedemikian itu, Mu'adz kembali bertanya dengan suaranya yang semakin lirih, "Wahai Rasulullah, Siapa sebenarnya yang akan mampu melakukan itu semua....??"

"Wahai Mu'adz...! Sebenarnya apa-apa yang telah aku paparkan tadi dengan segala penjelasannya serta cara-cara menghindari bahayanya itu semua akan sangat mudah bagi dia yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.... Oleh karena itu cukuplah bagimu mencintai sesama manusia, sebagaimana engkau mencintai jiwamu sendiri, dan engkau membenci mereka sebagaimana jiwamu membencinya. Dengan itu semua niscaya engkau akan mampu dan selamat dalam menempuhnya.....!!"

Khalid bin Ma'dan kemudian berkata bahwa Mu'adz bin Jabal sangat sering membaca hadits tersebut sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran, dan sering mempelajarinya serta menjaganya sebagaimana beliau mempelajari dan menjaga Alquran di dalam majelis pertemuannya.

Al-Ghazali Rahimahullah kemudian berkata, "Setelah kalian mendengar hadits yang sedemikian luhur beritanya, sedemikian besar bahayanya, atsarnya yang sungguh menggetarkan, serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta meresahkan akal dan menyempitkan dada yang kini penuh dengan huru-hara yang mencekam. Kalian harus berlindung kepada Rabb-mu, Pemelihara Seru Sekalian Alam. Berdiam diri di ujung sebuah pintu taubat, mudah-mudahan kalbumu akan dibuka oleh Allah dengan lemah lembut, merendahkan diri dan berdoa, menjerit dan menangis semalaman. Juga di siang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri, yang menjerit dan selalu berdoa kepada Allah Ta'ala. Sebab itu semua adalah sebuah persoalan bersar dalam hidupmu yang kalian tidak akan selamat darinya melainkan disebabkan atas pertolongan dan rahmat Allah Ta'ala semata.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Dan tidak akan bisa selamat dari tenggelamnya di lautan ini kecuali dengan hadirnya hidayah, taufiq serta inayah-Nya semata. Bangunlah kalian dari lengahnya orang-orang yang lengah. Urusan ini harus benar-benar diperhatikan oleh kalian. Lawanlah hawa nafsumu dalam tanjakan yang menakutkan ini. Mudah-mudahan kalian tidak akan celaka bersama orang-orang yang celaka. Dan mohonlah pertolongan hanya kepada Allah Ta'ala, kapan saja dan dalam kadaan bagaimanapun. Dialah yang Maha Menolong dengan sebaik-baiknya...

Wa laa haula wa laa quwwata illa billaah...

Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article220.phtml

Tasawuf Dalam Pandangan Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani


Bismillahirrahmanirrahim segala puji bagi Allah Swt Tuhan semesta alam. Shalawat beserta salam semoga dilimpahkan kepada tuanku Abu Qasim semoga Allah Swt memberikan rahmat dan salam sejahtera kepadanya dan kepada keluarganya.



Syaikh Abdul Qadir al Jaelani berkata mengenai hakekat seorang sufi pada firman Allah Swt:
Katakanlah: “Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan (‘mengharapkan kepatuhan’) orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhannya.” (Al-Furqan: 57)

Katakanlah: Kepada mereka dengan mengejek dan tegas.

“Aku tidak meminta kepadamu Sama sekali tidak menuntut Dalam menyampaikan risalah itu,dalam menyampaikan tabligku padamu, atas wahyu yang diturunkan kepadaku, dan pemberianku pelajaran kepadamu, semata karena tuntutan Wahyu Ilahi.”

Upah,
Upah dan harta yang aku ambil dari kalian, lalu aku jadikan sebagai sarana untuk meraih tahta dan kekayaan serta berbagai kebanggaan. Sebagaimana yang banyak dilakukan oleh para Syeikh yang bodoh di zaman ini yang tak lebih dari pembantu-pembantu syetan yang mengaitkan dirinya dengan kaum Sufi.

Mereka inilah yang menggerakkan bentuk tipuan, tipudaya, dan mengeruk harta kaum awam yang lemah setelah merusak akidah mereka, dengan berbagai macam pemalsuan, penipuan, menghalalkan yang haram dan membolehkan hal yang dilarang serta memperkaya diri.

Dengan tindakan itu mereka mengklaim semua sebagai pemilik kekuasaan sampai jangka panjang, dan mereka memiliki banyak pengikut dan pendukung, mereka pun menyiapkan kontributor dan dukungan untuk tipuan mereka ini.

Setelah itu mereka membangkang kepada penguasa dan memiliki niat untuk keluar dari kekuasaan pemerintahan, memberontak kepada mereka serta menyibukkan diri dengan menghancurkan negeri dan menekan orang yang beriman, merampas harta masyarakat dan harga diri mereka bahkan memenjarakan keturunan mereka.

Pada saat yang sama mereka mengklaim diri sebagai orang yang benar, orang yang ma’rifat kepada Allah, mengklaim sebagai orang yang beriman, menjadi ahli hakikat dan yaqin. Ingatlah bahwa hal tersebut merupakan kerugian yang nyata dan kejahatan yang besar. Semoga Allah Swt melindungi kita dari kejahatan nafsu kita dari perbuatan buruk kita.

Namun aku tidak menuntut dengan tablighku ini, melainkan sebagai hidayah bagi orang-orang yang mau mencari jalan kepada Tuhannya.”

Yang mendidiknya dengan berbagai kemuliaan, jalan menuju Tuhannya yang bisa meraih ma’rifat dan peng-Esaan padaNya.

Syaikh Abdul Qadir Jaelani berkata mengenai sifat-sifat perilaku ruhani kaum Sufi dan peringkat kaum Sufi, dengan firman Allah Swt:
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” (Fathir: 27)

“Tidakkah kamu melihat, Wahai orang yang melihat, yang mengambil pelajaran (dari penglihatannya) bahwasanya Allah Dzat Yang memiliki kemampuan sempurna, bagaimana menurunkan melimpahkan dari sisi langit yakni langit Asma’ dan Sifat Dzatiyah.

Hujan yang menghidupkan bumi-bumi yang mati yang keras kerontang dalam terapan ketiadaannya lalu Kami hasilkan dari hujan-hujan itu yakni dengan air yang melimpah yang memancar dari Lautan Dzat pada bumi watak manusia.

Buah-buahan
berbagai hidangan yang beragam berupa ma’rifat-ma’rifat, hakikat-hakikat, kilatan cahaya dan limpahan anugerah yang melintas pada para pecinta dan para KekasihNya menurut kondisi ruhani dan maqom mereka.Yang beraneka macam jenisnya. Dengan segala metodenya baik secara ilmul yaqin, ainul yaqin maupun haqqul yaqin. Dan di antara gunung-gunung itu Yaitu para Wali Autad dan Wali Quthub yang siap menerima limpahan karomah dan ketersingkapan ruhani.

Ada garis-garis,
yakni garis jalan yang memiliki arah jalan menuju Ka’bah Dzat dan Arafahnya Asma’ dan Sifat, Putih bersih sampai puncak kemurniannya tanpa ada campuran dan perpaduan dengan berbagai ragam kenyataan alam dan hawa nafsu sama sekali.

Dan, sebagian, merah yang beraneka macam warnanya, sesuai dengan peringkat kedekatan mereka kepada Allah Ta’ala dan jaraknya dengan derajat utama.

Dan, sebagian, ada (pula) yang hitam pekat.”

Berakhir pada hitam dan kegelapan, yang tidak menyisakan sama sekali wujudnya dengan peringkat pertama, bahkan malah kontradiksi dan merusak martabat itu, yang sama sekali tidak memiliki hubungan antara keduanya.

Dikatakan: Allah Swt menyinggung dengan istilah garis-garis putih kepada kelompok Sufi yaitu orang-orang yang telah membersihkan bathin mereka dari sesuatu selain Allah Swt, bersih dari ciptaan bentuk semesta dan berbagai ragam relativitas.

AlIah Swt juga menyinggung dengan istilah garis-garis merah yang beraneka macam warnanya kepada kelompok mutakallimin, yaitu orang-orang yang telah mengkaji Dzat dan Sifat Allah Swt yang dikuatkan dengan dalil aqli dan naqli yang tidak dkuatkan dengan mukasyafah dan musyahadah, yang menghasilkan asumsi dan kebingungan, kecuali langka jumlahnya.

Allah Swt juga menyinggung dengan istilah “dan ada (pula) yang hitam pekat” untuk fuqaha, yaitu orang-orang yang tebal hijabnya serta tebal pula kain penutup serta tabir mereka, sehingga tidak lagi tersisa di hati mereka suatu tempat sedikitpun yang layak untuk menerima pancaran sinar cahaya al Haq Allah Swt, bahkan mereka telah menghitamkan cahaya tersebut serta membentuknya lalu mengeluarkannya dari fitrah suci Allah, yang Allah Swt ciptakan untuk manusia.

Syaikh Abdul Qadir Jaelani berkata mengenai sifat para ‘arif billah pada firman Allah Swt:
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

DanKami keluarkan dari pengaruh pendidikan dibalik air dan menghidupkan bumi yang mati itu, Demikian (pula) di antara manusia yang tenggelam dalam kelalaian dan kealpaan.

Dan binatang-binatang melata terlepas dari peringkat pemahaman dan perasaan yang berhubungan dengan kehidupan dunia dan akhirat.

Dan binatang-binatang ternak yang terlena oleh kenikmatan jasmani dan syahwat nafsu. Ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya),Yakni jenis-jenis, kelompok, bentuk dan gerakannya. Intinya.

Sesungguhnya yang takut kepada Allah Dan takut akan hantaman Allah di antara hamba-hamba-Nya yang dicipta dari ketiadaan tersembunyi, melalui percikan aliran Lautan WujudNya menurut terapan Sifat KedermawananNya.

Hanyalah ulama Yang ma’rifat kepada Allah Swt dan sifat-sifatNya yang paripurna yang melimpah pada mereka, dan AsmaNya yang Agung, yang melebur dalam hakikat derajat Tauhid, yang tersingkap melalui rahasia Wahdatudz-Dzat pada seluruh manifestasiNya, karena yang paling takut kepada Allah Swt adalah yang paling mengenalNya. Karena itulah Rasulullah Saw bersabda, “Akulah yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa padaNya.” (Hr. Bukhari)

Bagaimana para arifun tidak takut kepada Allah Swt.? Sesungguhnya Allah Yang berselendang dengan selendang Keagungan dan Kebesaran.

Maha Perkasa Mengalahkan hamba yang dikehendaki untuk mendapatkan siksaNya.

Lagi Maha Pengampun Atas dosa-dosa orang yang bertaubat kepada Allah Swt, dan kembali kepadaNya.(www.sufinews.com)

22.12.11

SYI'IRAN GUS DUR




Ngawiti ingsun nglaras syingiran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kanikmatan
Rino wengine tanpo pitungan

Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syariat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro

Akeh kang apal Quran Hadise
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale

Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepahese gebyareng dunyo
Iri lan meri sugieh tonggo
Mulo atine peteng lan nisto

Ayuh sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sa'pranatane
nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine

Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan sari ngelmune
Laku torikot lan ma'rifate
Ugo hakikot manjing rasane

Al Quran Qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis iso diwoco
Iku wejangan gusu waskito
Den tanjebake ing jero dodo

Kumantil ati lan pikiran
Ngrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu'jizat rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman

Kelawan Alloh kang moho suci
Butuh rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadlohi
Dzikir lan suluk jog nganti lali

Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo nadjan pas-pasan
Kabeh dinakdir saking pengeran

Kelawan konco dulur lan tonggo
Podo rukuno
Iku sunnaeh rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito

Ayuh ngelakoni sekabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senadjan asor toto dzohire
Ananging mulyo makom drajate

Lamon palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh suwargo manggone
Utuh mayite ugo ulese

Menengok Fungsi Otak kiri Dan Otak kanan,Mana Yang Lebih Dominan?


Otak berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh aktivitas tubuh. Tanpa adanya otak, tubuh kita takkan bisa bekerja bahkan untuk urusan terkecil dalam sel tubuh manusia. Kadang saya heran kalau ada orang marah-marah dengan mengatakan "DASAR NGGAK PUNYA OTAK", padahal "orang yang nggak punya otak" itu kan berarti dia sudah mati.
Perlu ditekankan bahwa fungsi otak tidak hanya untuk kemampuan berpikir saja, melainkan juga semua aktivitas tubuh seperti bergerak, berbicara, mendengar, melihat, sensor rangsangan, sentuhan, rasa sakit dan masih banyak lagi. Selain itu, satu hal yang sangat penting perlu kita ketahui yaitu seandainya jantung atau paru-paru kita berhenti bekerja selama beberapa menit, kita masih bisa bertahan hidup. Namun jika otak kita yang berhenti bekerja selama satu detik saja, maka tubuh kita pasti sudah mati. Itulah mengapa otak disebut sebagai organ paling penting dari seluruh organ di tubuh manusia.
Masih kaitannya dengan segala kompleksitas otak manusia, berikut ini kita akan sedikit mengulas tentang fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri serta Ciri-ciri orang yang dominan menggunakan fungsi mana dari otaknya tersebut.

Otak Kiri
Fungsi otak kiri yaitu merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ). Berhubungan dengan hal-hal seperti kemampuan menulis, membaca, logika, rasio, dan merupakan pusat matematika.
Berikut ini adalah ciri-ciri orang dengan fungsi Otak Kiri yang dominan:
1. Umumnya menginginkan profesi atau pekerjaan sebagai programmer, dokter gigi, akuntan, peneliti, penasihat keuangan, teknisi, dan pekerjaan lain yang masih berkaitan dengannya.
2. Lebih senang membaca koran, majalah atau buku- buku non-fiksi.
3. Tertarik dengan hal-hal mesin.
4. Jika disuruh memilih, ia pasti lebih suka jadi arsitek dibandingkan interior.
5. Pandai Berbicara.
6. Disiplin waktu yang tinggi.
7. Cenderung membuat keputusan berdasarkan logika dibanding menggunakan perasaan.

Otak Kanan
Sedangkan otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ) . Misalnya komunikasi, sosialisasi, interaksi serta pengedalian emosi. Juga terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh lainnya seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.
Berikut ini adalah ciri-ciri orang dengan fungsi Otak Kanan yang dominan:
1. Lebih memilih kelas seni atau puisi daripada matematika atau sains.
2. Ingin bekerja pada bidang pekerjaan yang mengutamakan kreatifitas dan sosial seperti penasihat, guru, seniman dan lain-lain.
3. Percaya pada kekuatan imajinasi daripada logika.
4. Tidak menyukai kegiatan yang terlalu memeras otak.
5. Hobi membaca buku novel atau fiksi.
6. Mampu mengingat mimpi-mimpi dengan jelas.
7. Lebih suka menonton film daripada berita.
8. Mempunyai kemampuan untuk membaca dan mengerti makna-makna foto dan gambar yang dilihat daripada membaca angka-angka .
9. Dalam mengambil keputusan lebih mengutamakan feelling dan perasaan yang kuat daripada menggunakan logika.

Itulah fungsi belahan otak kiri dan otak kanan serta ciri-ciri orang yang dominan menggunakan belahan mana dari otaknya.
Lalu, belahan otak mana yang lebih baik? Keduanya sama-sama baik, masing-masing mempunyai fungsi penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan tetapi menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan lebih mendominasikan kemampuan otak kirinya. Hal ini disebabkan karena pendidikan formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.
(sumber)

Kisah Nabi Isa as. Dan tiga potong roti


Di kisahkan, pada suatu ketika Nabi Isa as. Bersama seorang yang mengawaninya dalam perantauan telah ditimpa kelaparan dan keduanya mengunjungi sebuah desa dari desa-desa yang ada. Dan tibalah sang kawan dengan membawa tiga potong roti. Namun ia ketika menemui Al Masih, beliau sedang sholat dan ia merasa lama kalau harus menunggu. Iapun makan sepotong roti dan telah diketahui oleh Al Masih bahwa roti yang
dibawa ada tiga. Setelah selesai sholat, Al Masih menanyakan tentang roti yang ia bawa? Iapun menjawab tidak ada selain dua potong roti ini. Maka diamlah Al Masih. Kemudian beliau melihat sebuah sungai, sambil memegang tangan orang itu mereka berjalan bersama diatas air, melihat pemandangan yang luar biasa tersebut, orang itupun mengucapkan:

Subhanallah maha suci Engkau ya Allah yang tiada memberi mukjizat kecuali pada orang-orang pilihan. Maka berkatalah Al Masih: Demi Allah yang telah memperlihatkan kepadamu, dimanakah sepotong roti itu? Orang itu menjawab: Tidak ada, hanya dua potong roti ini saja. Maka selanjutnya berjalanlah keduanya, sehingga sudah sampai ke sebuah negeri yang sudah hancur. Terlihat di dalam sebuah lubang yang terbuka tiga keping emas. Lalu orang itu bertanya: apakah ini emas? Al Masih menjawab: benar, ini adalah logam dari emas dan aku akan memberikan semuanya untuk anda.

Lalu pergilah Al Masih dan tinggallah orang itu ditempatnya dengan kegembiraan karena telah mendapatkan emas itu. Pada suatu saat, lalu ia di kunjungi oleh tiga orang dan tiba-tiba membunuhnya serta merampas emas dari tangannya. Kemudian Si pembunuh, ketiganya bersepakat, bahwa salah satu dari mereka agar ada yang pergi mencari makanan ke sebuah desa. Kedua orang yang tinggal dan menjaga emas itu, kemudian berencana dan sepakat untuk membunuh temannya yang mencari makanan dan membagi harta karun itu menjadi dua bagian. Akan tetapi sebaliknya, orang yang pergi membawa makanan juga berfikir untuk membunuh keduanya dengan cara menaruh racun pada makanan yang ia bawa, agar emas itu dapat dikuasainya sendiri. Lalu iapun http://www.blogger.com/img/blank.gifmelhttp://www.blogger.com/img/blank.gifetakkan racun pada makanan itu. Ketika ia sampai dengan mambawa makanan ke tempat kedua temannya yang sedang menunggui emas, maka oleh kedua orang temannya yang sudah menunggu, langsung di bunuhlah si teman pembawa makanan tersebut. Setelah temannya mati, keduanya merasa aman dan kemudian keduanya makan dari makanan yang telah dibubuhi racun oleh temannya yang bunuh tersebut, akhirnya setelah makan, matilah keduanya.

Pada saat Al Masih kembali beliau melihat kesemuanya berbaring dalam keadaan mati, lalu beliau mengucapkan: Demikianlah dunia ini membunuh pecinta-pecintanya.

(Sumber)
(Image)

WALISONGO,IMIGRAN YAMAN DALAM SEJARAH (ISLAM) NUSANTARA




Sebuah bantahan terhadap Syaikh Ali Thonthowi ( Allahu yarham )

Oleh : Nawa Muhammad

Sejarah memiliki ikatan erat dengan kesadaran manusia. Karena sejarah merupakan media yang menampung semua kegiatan manusia dalam segala aspek, baik budaya, social, politik, maupun ekonomi. Oleh karena itu, proses transformasi dan generalisasi yang pernah dialami suatu bangsa tidak akan mampu dipahami oleh generasi berikutnya jika tidak terdapat transformasi pemahaman tentang sejarah bangsa tersebut.

Sementara ini, pemahaman terhadap sejarah, terutama sejarah masuknya Islam di Indonesia, lebih banyak diperoleh dari proses oral, lengkap dengan beberapa konflik pro dan kontra yang ditimbulkan oleh system masyarakat dalam memahaminya. Sehingga dari ini dapat kita ambil kesimpulan, bahwa, perbincangan sejarah sebenarnya bukan sekedar kegiatan mendongeng ansich, namun, dari aktivitas tersebut, peradaban suatu bangsa sedang dipertaruhkan. Karena transformasi peradaban sebuah bangsa ditentukan dengan bagaimana sebuah generasi memahami sejarah bangsanya.

Artikel ini akan berusaha untuk menjelaskan siapa sebenarnya para Walisongo sekaligus menelisik asal-usul nasabnya sebagai bentuk pembelaan terhadap sejarah Islam Indonesia . Selain itu, juga merupakan upaya intelektual untuk menegaskan kontribusi ulama Hadhramaut dalam dinamika penyebaran Islam di Indonesia yang sejauh ini hanya sebatas oralisasi sejarah.

Statement Syaikh Ali Thonthowi dalam kitab Rijalun min Al-Tarikh:

Walisongo merupakan fenomena sejarah Islam Indonesia . Merekalah yang menurut banyak referensi sejarah merupakan para da'I yang menyebarkan agama Islam di Nusantara. Meskipun terjadi perdebatan panjang mengenai munculnya beberapa da'i yang diduga lebih dulu menyebarkan Islam di Indonesia sebelum mereka, namun fakta antropologi, sosiologi, dan intelektual, membuktikan bahwa profil walisongo inilah yang ternyata banyak mempengaruhi ciri beragama masyarakat kita sampai sekarang. Hal tersebut juga diungkapkan Abdurrahman M,A. P.hd dalam disertasinya, Intelektual Pesantren. Dalam disertasi tersebut dijelaskan, bahwa beberapa tokoh yang dijadikan modelling oleh pemeluk Islam Indonesia salah satunya adalah Walisongo. Sehingga karena proses konversi yang dilakukan setiap generasi terhadap nilai warisan Walisongo menjadikan keberagamaan Indonesia memiliki ciri tersendiri.

Berangkat dari itu, sejarah tentang walisongo merupakan menu pasti bagi generasi Islam Indonesia . Namun semua pengetahuan sejarah yang sudah terkonstruk rapi dalam file otak hampir seluruh generasi Islam Indonesia tentang sembilan tokoh wali yang telah berjasa mengislamkan hampir seluruh warga Indonesia itu, tiba-tiba harus dikoreksi kevalidannya oleh statement seorang sejarawan besar asal Mesir, Syaikh Ali Thonthowi dalam kitabnya Rijalun min Al-Tarikh, yang menurut penuturan beliau merupakan kompilasi lebih dari 500 buku sejarah..

Dalam kitab Rijalun Min Al-Tarih yang merupakan kumpulan sejarah Islam berbagai bangsa tersebut, Syaikh Ali Thonthowi tidak memasukkan Sejarah Islam Indonesia . Menurut beliau hal itu disebabkan oleh ketidak jelasan asal-usul dan sislsilah nasab para dai Islam di Indonesia ( Walisongo ). Dalam prolog kitab, beliau menuturkan : "saya telah berada di Indonesia selama satu bulan, hari-hari saya di sana saya habiskan bersama para cendekia dan sastrawan, sementara malam harinya saya gunakan untuk memberikan kuliah dan seminar. Saya telah mengunjungi berbagai universitas dan perpustakaan sampai ahirnya saya sampai di bagian ujung pula jawa, di sana terdapat makam seorang yang membawa Islam ke Negara tersebut yang bernama Ibrahim. Mereka mengagungkan tokoh ini dan menyebutnya Sultan Ibrahim. Siapakah sebanarnya Ibrahim yang dimaksud ? Saya tidak menemukan seorangpun atau satu referensipun yang mampu menunjukkan siapa sebenarnya dia dan darimana dia berasal "

Tidak jelas siapa yang dimaksudkan Syaikh Ali Thonthowi dengan Ibrohim. Apakah Ibrahim Asmarakandi yang makamnya terdapat di Tuban, atau Maulana Malik Ibrahim yang makamnya terdapat di Gresik. Dalam paragraf tersebutpun terdapat ambiguitas pemahaman. Melihat kalimat beliau " di sana terdapat makam seorang yang membawa Islam ke Negara tersebut " dapat diduga yang dimaksud beliau adalah Ibrahim Asmarakandi, karena banyak sejarah hyang menuturkan bahwa beliaulah yang pertama kali membawa Islam. Namun jika melihat kalimat belaiu yan lain " Mereka mengagungkan tokoh ini dan menyebutnya Sultan Ibrahim." Bisa saja yang dimaksudkan adalah Malik Ibrahim Gresik, karena kalimat Maulana yang digunakan sebagai nama depan Malik Ibrahim bisa berarti Sultan.

Barangkali dapat dimaklumi, bahwa pada masa awal masuknya Islam ke Indonesia , kodifikasi sejarah belum menjadi sesuatu yang dipenting-soalkan. Sehingga hal tersebut, pada masa belakangan menimbulkan perdebatan panjang seputar asal-usul para da'I yang pertama kali menyebarkan Islam di Nusantara. Ketiadaan kodifikasi sejarah itu diperparah lagi dengan politik kolonial belanda yang memang sengaja mengaburkan sejarah masuknya Islam di Nusantara. Amir Syakib Arslan dalam bukunya Hadlir al Alam Al Islami menjelaskan ini sebagai gagasan licik dari orientalis belanda kenamaan, Snouck Hurgronje. Menurut Amir Syakib, belanda hanya menjelaskan bahwa proses masuknya Islam dimulai dengan ekspedisi niaga bangsa Arab yang kemudian dilanjutkan dengan pertukaran pengetahuan yang terjadi antara mereka dan pribumi, dan sangat jarang – untuk tidak mengatakan : tidak sama sekali – menjelaskan beberapa imperium yang didirikan oleh para pedagang Arab.. Hal ini kemudian dimasukkan kedalam system pendidikan kita sehingga yang banyak kita ketahui, Islam masuk ke Nusantara dibawa pedagang dari Gujarat .

Dari Tarim Hadhramaut ke India

Bertolak dari Gujarat-India yang menurut sumber-sumber terkuat merupakan negeri asal Walisongo, kita akan merunut sejarah mereka secara lebih detail. Menurut Sayyid Abdurrohman bin Muhammad bin Husain Al Masyhur ( pengarang kitab Bughyat al Musytarsyidin ) dalam kitabnya Syamsu Al Dhohiroh, pada paruh kedua abad ke enam Hijriyyah, Sayyid Abdul Malik bin Alawi Muqoddam Ali Abdul malik meninggalkan kota Tarim menuju India. Tidak disebutkan apa motivasi beliau melakukan Hijrah tersebut, apakah karena kepentingan dakwah atau semata dagang, namun banyak diduga ekspedisi ini bertujuan keduanya, mengingat bahwa sejarah mencatat kebiasaan warga Hadhramaut dalam melakukan dagang sekaligus dakwah di berbagai daerah yang mereka singgahi.

Sesampainya di India, beliau melakukan dakwah sekaligus dagang. Perkembangan dakwah dan dagang yang dirintis oleh beliau ternyata cukup gemilang, sehingga ahirnya beliau menetap di sana , bahkan beliau dan putra-putra beliau memiliki daerah sendiri di India bagian timur dan bergelar Udhmat Khann ( dalam beberapa literature, gelar ini disebutkan Udhmat Khazin ). Van Den Berj, seorang orientalis Belanda dalam sebuah bukunya menuturkan, bahwa, sebagian keluarga Alawiyyin ( istilah untuk menyebut Ahlilbait yang berada di Hadhramaut ) berkumpul di Hadhramaut, namun mereka tidak hanya terdapat di sana , karena keluarga Abdul Malik terdapat di India , dan di daerah ini mereka bergelar Udhmat Khan.

Selanjutnya, pada paruh pertama abad ke 7 Hijriyyah ( 13 Masehi ) kepentingan dakwah dan niaga, membuat sebagian dari anak dan cucu Sayyid Abdul Malik berpencar ke Kamboja , Thailand , dan bahkan China . Dari sekian banyak cucu beliau yang berangkat ke Asia Tenggara adalah Husain, anak dari Ahmad Syah Jalal yang bermukim di India .

Selanjutnya Husain menetap di Kamboja. Selain berdakwah di Kamboja beliau bersama dua anaknya Ibrahim dan Nuruddin atau Nurul Alim sering bepergian ke Siyam dan Jawa. Oleh orang jawa, Husain diberi gelar Jumadil Kubro atau Jumadil Akbar. Sedang kedua anaknya, Ibrahim dan Nurul alim berpencar, Ibrahim kemudia berdakwah di Jawa Timur, sedang Nurul Alim berdakwah di Jawa Barat yang selanjutnya memiliki keturunan Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ).

Silsilah nasab Walisongo.

Tedapat beberapa versi mengenai silsilah nasab Walisongo yang sampai pada Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa Sislsilah nasab yang ditulis secara pribadi seperti yang dilakukan Muhammad Irfan dalam bukunya Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim atau silsilah yang ditulis oleh instansi seperti kerajaan Cirebon dan Kesultanan Palembang. Dari sekian silsilah tersebut hamper kesemuanya sama, atau jikapun terdapat perbedaan, hal tersebut hanya terdapat pada penulisan nama, misalnya Nurul Alim ditulis dengan Nuruddin dsb.

Untuk memperjelas silsilah nasab walisongo sampai Rasulullah SAW, berikut ini adalah kutipan dari kitab Tarikh al-Islam fi Banten yang menyebutkan nasab walisongo : Ibrahim Asmarakandi ( Tuban ) bin Husain Jamaluddin Jumadil Kubro ( Bugis ) bin Sayyid Ahmad Syah Jalal ( India ) bin Sayyid Abdul Malik ( Tarim-India ) bin Sayyid Alawi ( Tarim ) bin Sayyid Muhammad ( Sohibu Mirbath Hadhramaut ) bin Sayyid Ali ( Qasam Tarim ) bin Sayyid Alawi ( Beit Jubeir-Tarim ) bin Sayyid Muhammad ( Beit Jubeir-Tarim ) bin Sayyid Alawi ( Sumal ) bin Sayyid Abdillah ( Ardlbur-Hadhramaut) bin Sayyid Ahmad ( Husyaisah-Hadhramaut ) bin Sayyid Isa (Bashrah-Iraq ) bin Imam Muhammad Naquib ( Bashrah-Iraq ) bin Imam Ali Al-Uraidli ( Madinah ) bin Imam Ja'far Shodiq ( Madinah ) bin Muhammad Al Baqir ( Madinah ) bin Sayyid Ali Zainal Abidin ( Madinah ) bin Sayyid Husain ( Madinah ) Bin Sayyidah Fatimah Al-Zahra binti Rasulullah SAW.

Silsilah yang tersebut di atas sudah dibandingkan dengan beberapa silsilah yang terdapat di Kesultanan Palembang , Kasepuhan Cirebon, dan Banyuwangi. Selain sesuai dengan silsilah yang ditulis di Indonesia , silsilah tersebut juga sesuai dengan salinan Silsilah yang terdapat di Rabithah Alawiyyin ( Ikatan bani Alawi ) yangterdapat di Arab Saudi. Selain itu juga diperkuat dengan pernyataan Road De La Faille F.DE yang menyatakan bahwa nasab Syaikh Jamaluddin Jumadil Kubro sampai pada Sayyid Ali Zainal Abidin.

Kontribusi imigran Hadlramaut dalam sejarah Islam Indonesia.

Membicarakan Islam di Indonesia, ( bagaimanapun ) tidak akan dapat terlepas dari membicarakan kontribusi imigran Hadlramaut dalam melakukan usaha penyebaran Islam di Nusantara. Sejak lama bangsa Hadlramaut memang memiliki
kecenderungan untuk melakukan ekspedisi dagang ke luar daerah mereka. Hal ini menurut para sejarawan disebabkan terbatasnya sumber daya alam yang terdapat di Hadlramaut. Salah satu ekspedisi yang mereka lakukan ialah menuju asia tenggara, sehingga kemudian sejarah mencatat banyak para Imigran tersebut yang berhasil mendirikan imperium Islam di Malaysia, singapura, Brunei , Kamboja dan Thailand .

Di Indonesia, imperium-imperium itu juga banyak terdapat turatama diluar jawa seperti kerajaan Pontianak , Palembang , Aceh, dan Banjar yang didirikan oleh imigran asal Hadlramaut. Adapun di Jawa, kekuatan Majapahit sebagai imperium besar kala itu mampu membendung arus Islam masuk ke Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah, sedangkan di Jawa Barat dan sebagian kecil Jawa Tengah di bendung oleh kekuatan Padjajaran. Baru setelah berdirinya kesultanan Demak, arus Islam itu mulai menyebar ke seluruh Jawa.

Kontribusi imigaran Hadlramaut dalam melakukan dakwah Islam di Indonesia ini juga sempat membuat bingung pemerintah penjajahan belanda. Hal tersebut terbukti dengan pidato orientalis Snouck Hurgronje yang dikutip Syakib Arslan dalam Hadlir Al-Alam Al-Islami bab Islam di jawa. Kata Snouck: Permasalahan Imigran Hadlramaut merupakan masalah yang dianggap ringan oleh pemerintah Belanda, pemerintah dengan mudah memberikan ijin masuk kepada mereka dan hanya memberlakukan syarat-syarat yang mudah mereka penuhi ketika mereka hendak menetap (di Indonesia ). Namun setelah mereka menetap dan melakukan dakwah, kita merasa kewalahan dalam membendung aksi itu. Hinnga saat ini, kita ( Belanda ) menghadapi problem dilematis antara keharusan menekan mereka untuk memproteksi gerakan dakwah Islam dan kehawatiran tekanan itu akan membuat mereka mengadu ke Khilafah ( Turki ), dan semua media baik Islam maupun non Islam lantas mengekspos pengaduan tersebut. Jika begitu adanya, maka politik internasional kita akan berada dalam posisi yang sangat rawan, karena pengaduan itu benar-benar berbahaya.

Pidato orientalis Snouck Hurgronje tersebut secara implicit menggambarkan, kontribusi imigran Hadlramaut dalam proses Islamisasi Indonesia merupakan hal yang mencemaskan bagi belanda. Hal tersebut bias dimaklumi mengingat, bentuk subversi yang paling ditakuti Belanda adalah subversivitas dengan latar belakang Agama.

Dari beberapa penjelasan diatas membuktikan bahwa, statement Syaikh Ali Thontowi dalam Rijalun Min Al-Tarikh adalah pemburam-kaburan sejarah Islam Indonesia . Atau ( mungkin ) beliau tidak menemukan beberapa reverensi yang menyebutkan hal tersebut, sehingga timbullah statement dalam Rijalun Min Al-Tarikh itu. Atau bias jadi, sejarah Islam Indonesia memang memerlukan regenesis ?? Bangsa yang besar, kata para founding father bangsa kita, adalah bangsa yang mampu menghargai sejarahnya. Hal itulah yang kemudian menginspirasi revolusioner Ir. Soekarno mencetuskan akronim Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bagaimana dengan generasi muslim Indonesia , bagaimana dengan kita ?? Wallahu A'lam ( Nawafalacha )http://www.blogger.com/img/blank.gif
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Bibliografi :
Syamsu Al-Dhohiroh : Abdurrahman Muhammad Al-Masyhur
Hadlir Al-Alam Al-Islami : Amir Syakib Arslan
Muhtar Al-Mashun : Muhammad Hasan Musa
Tarikh Al-Islam Fi Banten : Ahmad Assagaff
Ta'liq Syamsu Al-dhohiroh : Dliya' Syahab
Intelektual Pesantren : Abdurrahman MA, P.Hd

(sumber)
(image)

Get this blog as a slideshow!